Liputan6.com, Jakarta - Polemik mengenai golongan putih atau golput kembali mengemuka menjelang Pilpres 2019. Ada kekhawatiran angka golput atau tingkat tidak berpartisipasi dalam pesta demokrasi lima tahunan ini tetap tinggi.
Dikhawatirkan pula, tingginya angka golput bakal merugikan kedua pasangan capres-cawapres, Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Apalagi, sejak Pilpres 2004, angka golput memang menunjukkan grafik kenaikan.
Berbagai pihak pun telah mengeluarkan pernyataan demi menekan angka golput. Mulai dari imbauan memilih pemimpin kewajiban dalam agama hingga ancaman hukuman pidana bagi orang yang mengajak untuk golput.
Advertisement
Berapa persentase kenaikan angka golput dari pilpres ke pilpres? Simak dalam Infografis berikut ini: