Hendropriyono: WNI Keturunan Arab Hendaknya Mengayomi Masyarakat ke Arah Baik

Hendropriyono, juga mengkritisi soal adanya banyak tuduhan hasil pemilu penuh kecurangan.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 07 Mei 2019, 10:08 WIB
Diterbitkan 07 Mei 2019, 10:08 WIB
Mantan Kepala BIN Hendropriyono meluncurkan draf buku mengenai intelijen. (Liputan6.com/ Ratu Annisaa)
Mantan Kepala BIN Hendropriyono meluncurkan draf buku mengenai intelijen. (Liputan6.com/ Ratu Annisaa)

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Ketua Umum PKPI yang juga Mantan Kepala Badan Intelijen Negara, Abdullah Mahmud Hendropriyono, meminta WNI keturunan Arab yang dihormati masyarakat Indonesia, bisa menenangkan masyarakat.

Hal ini disampaikannya usai mengunjungi Lemhanas untuk bertukar pikiran dengan pejabat di sana, terkait permasalahan Indonesia sekarang ini.

"Saya ingin memperingatkan bangsa indonesia, WNI keturunan Arab supaya sebagai elit yang dihormati oleh masyarakat kita, cobalah mengendalikan diri jangan menjadi provokator, jangan memprovokasi rakyat yang kita tahu paternalistik, sehingga apa kata orang yang dia kagumi, kita itu mengikut saja dan bisa tersesat karenanya," kata Hendropriyono di Jakarta, Senin (6/5/2019).

Dia menegaskan, ini bukan rasialis. Tapi sebagai orang yang dihormati masyarakat Indonesia, hendaknya bisa mengayomi masyarakat.

"Keturunan arab ini posisinya dimuliakan oleh masyarakat kita. Tahulah bahwa dia itu dalam posisi yang mengayomi masyarakat, jangan memprovokasi masyarakat melakukan politik jalanan, mengajak pawai," jelas Hendropriyono.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Masyarakat Peroleh Jalan yang Benar

Dia menuturkan, ini bukan untuk kepentingan apapun. Hanya agar masyarakat memperoleh jalan yang baik dan benar.

Hendropriyono, juga mengkritisi soal adanya banyak tuduhan hasil pemilu penuh kecurangan. Dia, merasa heran.

"Alam demokrasi ini penuh dengan keterbukaan. Pemilu ini kan terbuka dan itus semua orang kan bisa mengecek dan akses," ungkap Hendropriyono.

Dia pun menyindir ada pihak-pihak yang menghitung sendiri hasil Pemilu, tapi tidak mau buka datanya.

"Ya enggak betul namanya. Tidak demokratis. Kita telah memilih demokrasi. Kalau tuduhan-tuduhan kecurangan, buktikan dong semuanya," dia memungkasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya