Menhan: Ancaman Negara Paling Berbahaya adalah Perang Mindset

Perang mindset tersebut juga dapat mengancam perubahan Ideologi bangsa yaitu Pancasila. Dia menegaskan ideologi itu adalah alat pemersatu.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Mei 2019, 12:33 WIB
Diterbitkan 08 Mei 2019, 12:33 WIB
Bahas Anggaran 2019, Menhan Raker Dengan Komisi I DPR
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu saat megikuti Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (22/10). Raker tersebut membahas anggaran pertahanan untuk Tahun Anggaran 2019. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menegaskan ancaman yang sangat nyata dan paling berbahaya saat ini yaitu perang mindset atau pola pikir. 

"Ancaman yang nyata dan paling berbahaya adalah mindset. Dengan mindset kita dapat berbuat apa saja, baik yang baik ataupun tidak baik. Negara ini tergantung mindset, mau hancur juga tergantung mindset," kata Ryamizard saat membuka simposium peran mindset pada era keterbukaan informasi di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat, Rabu (8/5).

Perang mindset tersebut juga dapat mengancam perubahan ideologi bangsa yaitu Pancasila. Dia menegaskan ideologi itu adalah alat pemersatu. Begitu alat pemersatu dipecah rakyat kata dia harus dipahami. Walaupun banyak pihak yang tidak paham dan menyebarkan hoaks.

"Yang paling berbahaya yaitu ancaman terhadap mindset bangsa Indonesia yang berupaya untuk mengubah ideologi negara bangsa Indonesia. Pancasila itu alat pemersatu, begitu alat pemersatu dipecah, ini harus dipahami. Tapi ya dia lebih banyak enggak paham gitu, enggak jelas hoaks-hoaks itu," lanjut Ryamizard.

Karena itu pola pikir setiap manusia harus dilatih. Tidak lupa kata dia didasari dengan agama masing-masing serta benar. Kemudian diperlukan juga dengan pengalaman kebangsaan yang kuat.

"Agar tidak dipengaruhi dan terprovokasi oleh sesuatu yang bersifat materialis. Yang hendak menghancurkan ideologi bangsa yaitu Pancasila," ungkap Ryamizard.

Dia menjelaskan, perang mindset adalah metode perang yang murah-meriah tanpa mengeluarkan satu lecutan peluru. Tetapi semua musuh dapat menghancurkan pilar serta sendi-sendi kehidupan berbangsa. Rymizard mencontohkan beberapa negara hancur lantaran perang mindset.

"Contohnya beberapa negara yang hancur karena simbol persatuannya rusak. Dan lain-lain, seperti misalnya Yugoslavia, sudah rusak," kata Rymizard.

Dia berharap Indonesia tidak seperti itu. Walaupun setiap negara memiliki ideologi masing-masing tetapi Indonesia tetap satu yaitu Pancasila. Tetapi tetap memghormati idologi negara lain.

"Setiap negara memiliki konsep ideologi masing-masing ada simbol, yang pas untuk negara seperti komunis dan komunisme untuk cina. Liberal untuk amerika.Tetapi Indonesia ideologi-ideologi ini tidak boleh karena kita punya ideologi Pancasila," kata Rymizard.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Ancaman Perang Mindset Terstruktur

Rymizard menjelaskan ancaman mindset atau pola pikir bersifat masif dan terstruktur terus menerus. Salah satunya yaitu melalui pengaruh budaya, terlebih yang ditakuti yaitu ancaman khilafah.

"Ancaman khilafah ini sudah terang-terangan ingin mengganti ideologi negara pancasila. Liberal, sosial ada komunis," kata Rymizard.

Ideologi tersebut terus digaungkan kata dia melalui dunia pendidikan. Dia juga meminta kepada para rektor terus mensosialisasikan dan melestarikan pancasila bertujuan untuk memperbaiki mindset.

"Kenapa pancasila ini harus dilestarikan, tapi kalau kita bairkan mindset sudah tertanam 20-30 tahun lagi yang jadi Presiden, Kapolri entah siapa, khilafah selesai negara. Sebelum selesai pasti perang, selesai negara ini. Karena itu kita antisipasi," ungkap Rymizard.

 

Reporter: Intan Umbari Prihatin

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya