Liputan6.com, Kupang - Kabar duka wafatnya Paus Fransiskus mengguncang umat Katolik di seluruh dunia. Tidak terkecuali negara Republik Demokratik Timor Leste (RDTL), yang pernah dikunjunginya pada September 2024 lalu.
Dilansir dari akun Facebook resmi Perdana Menteri Timor Leste Kay Rala Xanana Gusmao, dituliskan Paus Fransiskus mengunjungi Timor Leste dari tanggal 9 hingga 11 September 2024, dan merupakan momen paling bersejarah bagi negara tersebut.
Kunjungan apostoliknya saat itu melibatkan ratusan ribu warga Timor dalam perwujudan iman dan bakti, khususnya dalam perayaan Ekaristi di Tasi Tolu yang dihadiri sekitar 600 ribu umat Kristiani.
Advertisement
Baca Juga
Selama kunjungannya, Paus Fransiskus meninggalkan pesan harapan, persatuan dan komitmen terhadap perdamaian, serta menekankan pentingnya pemuda dan perlindungan nilai-nilai budaya dan spiritual masyarakat Timor.
Juru bicara pemerintah dan Menteri Kepresidenan Dewan Menteri, Agio Pereira mengenang kunjungan terakhir Paus Fransiskus ke Timor-Leste dan dinyatakan kunjungan tersebut lebih dari sekadar kunjungan biasa.
"Ini lebih dari sekadar kunjungan biasa. Hati dan jiwa meninggalkan pesan yang sangat kuat bahwa iman anda menjadi, budaya anda dan orang-orang Timor dapat melakukan ini. Budaya rekonsiliasi, toleransi, dan pengampunan atas upaya Bapa Suci dalam memberi kita pertemuan dan persatuan suci ini," tulisnya dalam laman Facebook resmi Perdana Menteri Kay Rala Xanana Gusmao.
"Atas nama Pemerintah dan rakyat Timor Leste, Juru Bicara Pemerintah menyampaikan belasungkawa kepada Gereja Katolik, Dewan Kardinal, rakyat Argentina dan semua umat Kristen di seluruh dunia," sambungnya.
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Tak Ada Suara Musik
Menurut Agio Pareira, pemerintah mengumumkan akan mengadakan pertemuan luar biasa Dewan Menteri pada hari Selasa, di mana masa berkabung nasional akan diumumkan dan bendera akan dikibarkan selama tujuh hari, untuk memberi penghormatan kepada Yang Mulia Paus Fransiskus.
"Di masa berkabung dan refleksi ini, Timor Leste bergabung dalam doa bersama jutaan umat Kristiani di seluruh dunia, untuk bersyukur atas kehidupan dan misi Yang Mulia Paus Fransiskus. Semoga dia beristirahat dengan tenang," tandasnya.
Salah satu warga negara Republik Demokratik Timor Leste (RDTL) bernama Guaberta Ferreira (26) saat dihubungi Liputan6.com dari Kupang mengaku, mereka dilarang untuk membuka musik selama masa berkabung selama tujuh hari.
"Pemerintah umumkan kepada semua umat mulai hari Selasa kemarin sampai tanggal 27 nanti untuk tidak boleh buka musik karena sekarang Perdana Menteri mengumumkan kedukaan nasional atas wafatnya Paus Fransiskus," jelasnya.
Menurut Guaberta Ferreira, pada hari Sabtu (26/4) besok, akan diselenggarakan doa melingkari altar yang pernah digunakan Paus Fransiskus untuk memimpin misa Tasi Tolu, dengan menyalakan lilin sambil mengelilingi altar.
Advertisement
