Liputan6.com, Jakarta - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan, terduga teroris berinsial EY yang ditangkap di Bekasi beberapa waktu lalu memiliki keahlian membuat bom canggih. Dia dapat memodifikasi bom agar dapat diaktifkan menggunakan jaringan Wi-Fi.
Bom pipa yang ditemukan di toko ponsel Wanky Cell, Bekasi itu rencananya akan digunakan untuk amaliyah atau aksi teror dengan memanfaatkan hiruk pikuk unjuk rasa Pemilu 2019. Modifikasi itu dilakukan untuk memudahkan mengendalikan bom yang dirakit.
"Menurut keterangan yang bersangkutan apabila nanti terjadi demo dalam jumlah massa yang sangat besar di KPU, itu diprediksi oleh dia akan ada jammer (penghalang sinyal) terhadap handphone," ujar Dedi di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (10/5/2019).
Advertisement
"Oleh karenanya, handphone tidak bisa digunakan sebagai switching bomb. Ini booster sudah menggunakan Wi-Fi. Ya kalau Wi-Fi tentu sampai saat ini belum ada jammer," sambungnya.
Dedi menjelaskan, penggunaan booster pada bom tersebut membuat peledak itu bisa dipicu dari radius 200 meter. Ia pun menyampaikan bahwa bom itu dilengkapi dengan router sebagai penguat sinyal.
Dengan menggunakan router, bom rakitan EY itu bisa memiliki radius hingga 500 meter. "Tambah lagi penguatnya dia bisa sampai satu kilo (meter)," tuturnya.
Menurut pengakuan terduga pelaku, kata Dedi, bom tersebut akan diledakkan di tengah-tengah demostran pada 22 Mei nanti atau saat pengumuman pemenang Pemilu 2019.
* Ikuti perkembangan Real Count Pilpres 2019 yang dihitung KPU di tautan ini
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Peran Vital EY
Sebelumnya diberitakan Densus 88 Antiteror meringkus pimpinan teroris JAD Bekasi berinisial EY sekaligus pemilik dua bom pipa di toko ponsel. Selain mahir merakit bom, dia juga penyandang dana kegiatan terorisme di kawasan Jakarta dan sekitarnya.
"Yang bersangkutan punya peran vital di JAD Jakarta dan sekitarnya. Karena dia juga sebagai penyandang dana," tutur Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (9/5/2019).
Menurut dia, EY diangkat menjadi amir alias pimpinan JAD Bekasi tidak hanya karena mahir merakit bom dan merekrut anggota, tapi juga lantaran memiliki usaha jual beli handphone.
"Punya toko handphone dan reparasi handphone," jelas dia.
Advertisement