Pemerintah Genjot Pembangunan SDM Melalui Jalur Pendidikan Vokasi

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), tercatat lulusan SMK yang menganggur menempati urutan teratas dalam data pengangguran di Indonesia.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 13 Mei 2019, 18:37 WIB
Diterbitkan 13 Mei 2019, 18:37 WIB
UNBK SMK 2019
Sejumlah siswa kelas XII mengerjakan soal Bahasa Indonesia saat mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMKN 50 Jakarta, Senin (25/3). Kemendikbud mengatur UNBK tingkat SMK dilaksanakan serentak dalam empat hari mulai 25 sampai 28 Maret 2019. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Agus Sartono, Deputi Bidang Kordinasi Pendidikan Agama dan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebuudayaan (Kemenko PMK), menyatakan pembangunan sumber daya manusia atau SDM sudah dimulai sedini mungkin di akhir periode pertama Presiden Jokowi.

Sebab, bila kelak terpilih kembali, negara bisa mengakselarasi dengan cepat target pembangunan manusia yang masuk dalam gagasan kinerja petahana.

"Pemerintah lima tahun mendatang fokusnya ini pembanganunan SDM. Seperti salah satunya meningkatkan kualitas lulusan vokasi dan perguruan tinggi baik di universitas dan politeknik," kata Agus dalam jumpa pers di Kantor Kemenko PMK, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (13/5/2019).

Selain peningkatan SDM di dua bidang pendidikan tersebut, pemerintah juga menaruh fokus kepada lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), tercatat lulusan SMK yang menganggur menempati urutan teratas dalam data pengangguran di Indonesia.

"Setiap tahun SMK meluluskan 1,4 juta orang, kami juga ingin berupaya meningkatkan kompetensi mereka agar berdaya saing dan kinerja makin berkualitas," jelas Agus.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

SMk Industri Digenjot

UNBK SMK 2019
Sejumlah siswa mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 50 Jakarta, Senin (25/3). Sebanyak 69.407 siswa dari 578 SMK di DKI Jakarta mengikuti UNBK yang diselenggarakan pada 25-28 Maret 2019. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Menurut Agus, program SMK industri, menjadi jurusan paling digenjot. Tercatat, sebanyak 2.612 SMK telah dilibatkan dengan 855 sektor industri, seperti manufaktur, pertanian, pariwisata, dan konstruksi.

"Program ini perlu diperluas, mengingat siswanya besar dan ditargetkan menjangkau hingga 5.000 SMK (nasional)," kata Agus.

Data 10 tahun terakhir dimiliki Kemenko PMK menyebut, 1,8 juta dari total 3,5 juta pelajar SMK melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi. Sisanya, langsung berkarir di bidang profesional kerja.

Angka tersebut dinilai belum cukup baik. Karena, profil angkatan kerja di Indonesia menorekhkan 65 persen dari adalah mereka pekerja lulusan SD/SMP, 25 persen lulusan SMA/SMK, dan 10 persen lulusan perguruan tinggi.

"Kondisi ini harus diperbaiki, agar bonus demografi dapat maksimal. Caranya, dengan peningkatan kapasitas universitas dan politeknik," Agus menandaskan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya