Demokrat: Kami Tetap Bersama 02 Sampai 22 Mei

Sekjen Partai Demokrat menegaskan, koalisi parpol selama pencapresan bukan koalisi seumur hidup.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Mei 2019, 08:32 WIB
Diterbitkan 20 Mei 2019, 08:32 WIB
Demokrat Daftarkan Bakal Caleg 2019 ke KPU RI
Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan (tengah) bersama jajarang DPP Partai Demokrat memberikan keterangan pers sai menyerahkan berkas pendaftaran bakal caleg di KPU, Jakarta, Selasa (17/7). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan mengungkapkan, partainya tetap berada dalam koalisi Indonesia Adil dan Makmur.

Namun ia menegaskan, koalisi partai yang mendukung pasangan capres cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno itu akan berakhir seiring pengumuman hasil Pemilu serentak 2019, yakni pada 22 Mei 2019.

"Saat ini saya luruskan, Demokrat tetap bersama 02, sampai nanti tanggal 22 Mei," kata Hinca seperti dilansir dari Antara, Senin (20/5/2019).

Pernyataan Hinca menanggapi kicauan kader Demokrat Ferdinand Hutahaean yang menyatakan tidak lagi mendukung Prabowo-Sandi setelah adanya buzzer di medsos yang melakukan perundungan terhadap istri Susilo Bambang Yudhoyono, Ani Yudhoyono.

Hinca mengatakan, Demokrat bisa memahami perasaan Ferdinand. Namun, Demokrat secara organisasi akan menuntaskan koalisi dengan partai politik pendukung Prabowo-Sandi hingga peluit pertandingan selesai ditiup.

"Kenapa 22 Mei, karena koalisi partai politik ini memang dimaksudkan untuk capres, nah peluit terakhir ditiupkan oleh wasit dalam hal ini KPU itu nanti tanggal 22. Nah, kalau sudah ditiup peluit, pertandingan berakhir, ya berakhir," kata Hinca.

Mengenai koalisi ke depan, Hinca menyatakan, hal itu menjadi kedaulatan masing-masing partai politik. Ia menegaskan, koalisi parpol selama pencapresan bukan koalisi seumur hidup.

"Bagi Demokrat, menyentuh garis finish koalisi harus kami tuntaskan dengan konsisten sampai 22 Mei itu," kata dia.

Ferdinand PD Setop Dukung 02

Ketua DPP bidang Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean
Ketua DPP bidang Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean (Merdeka.com/ Muhammad Genantan)

Sebelumnya, Ketua Bidang Advokasi dan Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean menyatakan berhenti mendukung pasangan capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Keputusan itu diambil setelah Ani Yudhoyono di-bully di media sosial.

"Pagi ini, sy menemukan bullyan yg sgt tdk berperi kemanusiaan dr buzzer setan gundul yg mengolok Ibunda Ani yg sedang sakit. Sikap itu sangat BRUTAL. Atas perilaku brutal buzzer setan gundul itu, saya FERDINAND HUTAHAEAN, saat ini menyatakan BERHENTI MENDUKUNG PRABOWO SANDI," tulis Ferdinand di akun Twitternya @FerdinandHaean2, Minggu 19 Mei 2019.

Dikonfirmasi melalui pesan singkat, Ferdinand membenarkan cuitan tersebut ia tulis sendiri. Sikap tersebut ia pilih sebagai bentuk kekecewaannya terhadap buzzer yang merundung Ani Yudhoyono.

Ferdinand menduga, aksi perundungan terhadap mantan ibu negara itu dilakukan oleh buzzer pendukung Prabowo-Sandi.

"Ya, saya akan berhenti dukung karena pendukung 02 tidak mengenal perikemanusiaan," kata Ferdinand saat dikonfirmasi wartawan.

Ferdinand menegaskan, keputusan berhenti mendukung Prabowo-Sandi tersebut dibuat atas nama pribadi, bukan Partai Demokrat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya