Liputan6.com, Jakarta - Diana Leiwakabessy mencetuskan aksi pengalangan dana lewat situs https://m.kitabisa.com/ untuk membantu sopir Bus Mayasari Bakti TransJabodetabek Oky yang didenda perusahaannya Rp 1.2 juta karena dianggap lalai dalam membawa kendaraan.
Di akunnya pribadinya, Diana melampirkan sebuah berita koran. Dia mengajak masyarakat untuk membantu meringankan beban Oky.
Sebuah petisi bertajuk "Bantu Pak Oki Bayar Denda Mayasari Bakti". Sejak digulirkan pada tanggal 7 Juni 2019 hingga pukul 19.28 WIB berhasil menghimpun uang sebanyak Rp 5.566.384 yang dikumpulkan dari 121 donatur. Angka tersebut melebih dari target.
Advertisement
Manager Operasional PT Mayasari Bakti, Daryono mengaku belum mengetahui tentang petisi tersebut.Â
"Saya belum tahu," ujar dia.
Ia menjelaskan, pihaknya segera berkoordinasi dengan depo dan manajemen Mayasari Bakti guna mencari solusi terbaik.
Tapi, ia mengaskan bahwa denda merupakan SOP yang telah diterapkan sejak lama.
"Kalau pengemudi keluar dari pool busnya bagus. Pulang juga bagus," ujar dia.
Dibajak
Sopir Bus Mayasari Bakti TransJabodetabek bernama Oky disuruh membayar ganti rugi uang senilai Rp 1,2 juta akibat bus yang ia kemudikan rusak.
Bus yang disopiri Oky dibajak segerombolan remaja. Dalam rekaman video yang dibagikan oleh akun instagram @Jktinfo, nampak segerombolan remaja terjepit di antara atap mobil dan terowongan. Lokasi kejadian tepat di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Manager Operasional PT Mayasari Bakti, Daryono memberikan penjelasan terkait peristiwa tersebut. Pembajakan itu terjadi pada Selasa 4 Juni 2019 atau saat malam takbiran.
Ia membeberkan sejumlah fakta berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) sopir dan kondektur bus.
Dalam keteranganya, Oky mengaku bus yang ia kemudikan diadang sekitar 50 remaja tanggung saat melintas di kawasan Blok G. Bak penjahat kawakan, para remaja memaksa naik ke bus.
Pengemudi pun diminta mengantarkan ke sejumah wilayah. Awalnya ke Karet, Jakarta Selatan.
"Mereka ini pada mau takbir massal keliling," kata Daryono saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (7/6/2019).
Di perjalanan, para remaja bertindak seenaknya. Sebagian dari mereka naik ke atap bus.
"Itu Sudah dilarang sama pengemudi kami. Ya namanya pengemudi cuma satu, kondektur satu, pasti kalah lawan mereka," ucap dia.
Â
Advertisement