Liputan6.com, Jakarta - Profesi komika atau stand-up comedian sedang mendapat banyak sorotan dan pujian karena banyak dari mereka suskes di dunia hiburan. Contoh terbarunya Ryan Andriandhy, sutradara film Jumbo yang jadi film animasi terlaris di Asia Tenggara. Ia adalah juara Stand-Up Comedy Indonesia Indonesia (SUCI) musim pertama.
Sebelumnya, ada Ernest Prakasa yang juga sukses sebagai sutradara sekaligus pemain film dan penulis skenario. Menyusul di daftar prestasi kalangan komika, ada film Agak Laen yang dibintangi komika dan sukses besar di tahun lalu.
Advertisement
Baca Juga
Seiring dengan keberhasilan mereka di dunia selain stand-up comedy, beredar kabar frekuensi mereka manggung sebagai komika sudah mulai berkurang. Ditambah lagi perekonomian yang kabarnya sedang menurun dan dunia sedang muram dengan banyakmya konflik antar-negara. Apakah panggung stand-up comedy sekaramg ini sudah tidak seramai dulu lagi?
Advertisement
"Kalau dibilang perekonomian sedang menurun ya mungkin ada dampaknya di beberapa bidang, belum lagi banyak berita yang kurang menggembirakan, tapi setahu aku para komika masih banyak yang dapet job. Aku juga masih suka dapat tawaran manggung," kata Neneng Wulandari, salah seorang komika perempuan Indonesia saat ditemui di kawasan Jakarta Barat, Kamis, 24 April 2025.
"Kalau dibilang berkurang mungkin karena mereka memang dapat kerjaan lain karena sekarang makin banyak komika yang tampil di televisi, di film dan di musik juga ada. Aku sendiri memang lagi fokus di film, tapi sesekali masih ada tampil di panggung sebagai komika,” lanjutnya.
Komika Bergerilya dengan Klien-klien Korporat
Finalis SUCI musim kelima itu mengakui profesi komika jadi semacam jembatan untuk bisa menekuni profesi lain, terutama di dunia hiburan. Tak heran sejumlah komika yang sukses di bidang lain ada yang mengurangi, bahkan hampir tidak pernah tampil lagi untuk open mic.
"Wajar aja sih karena sudah banyak kerjaan dan jadwalnya padet banget dan secara penghasilan mungkin sudah cukup bagus jadi udah jarang open mic lagi. Kalau aku sendiri masih lumayan banyak tawaran manggung, yang paling sering itu acara-acara korporat," ungkapnya.
Pendapat hampir senada juga dilontarkan Adit Insomia, presenter yang kini berkiprah di event organizer dan cukup dekat dengan para komika Indonesia.
"Kalau untuk manggung setahu saya masih banyak komika yang tampil, tapi kataya mereka lebih sering di acara-acara korporat atau perusahaan. Kalau panggung khusus untuk stand-up comedy mungkin belum terlalu banyak karena butuh persiapan khusus, beda sama korporat yang lebih simpel dan bayarannya juga lumayan bagus," jelas Adit.
"Iya kalau soal situasi sekarang, ada persoalan ekonomi politik atau yang lainnya, justru menurut saya bikin orang butuh banyak hiburan. Makanya banyak komika yang tetap laris, baik manggung atau kerjaan lain di dunia hiburan," sambungnya.
Advertisement
Menyatukan Tawa dan Musik
Meski begitu, Adit mengakui acara atau festival yang menampilkan banyak komika masih sedikit padahal jumlah komika sudah semakin bertambah, terutama para lulusan ajang pencarian bakat. Situasi itu mendorong Adit dab teman-temannya menyajikan kreativitas baru, yaitu Konser Tawa, sebuah pergelaran yang berpadu dengan stand-up komedi akan menghibur warga Jakarta dan sekitarnya.
Gebrakan baru ini hasil dari Tiga Kreasi, sebuah creative agency yang punya pengalaman di dunia hiburan. Acara ini bakal digelar pada 21 Juni 2025 di Pullman Jakarta Central Park yang akan menyuguhkan pengalaman hiburan yang tidak biasa, yaitu nyanyi dan tertawa bersama-sama.
Rezza Ramadhan, Program & Communication Director Tiga Kreasi mengatakan bahwa dengan tema "Tawasya di Jakarta", konser ini bukan acara nostalgia yang mellow, tapi "lebih ke pesta santai yang merayakan hal-hal kecil yang bikin kita sayang sama kota Jakarta."
"Kita ingin bikin ruang ketawa yang bisa dinikmati bareng-bareng. Bukan cuma lucu-lucuan doang, tapi juga buat ngerasain lagi suasana Jakarta yang kadang absurd tapi selalu ngangenin," imbuhnya.
Untuk mendukung kelancaran dan daya tarik Konser Tawa 2025, Tiga Kreasi menunjuk Adit Insomnia sebagai Public Relation Director. Dikenal sebagai figur publik sekaligus penggiat kreatif yang penuh warna, Adit kini memperluas perannya di ranah strategis dengan membawa sentuhan khasnya ke lini komunikasi dan publikasi acara.
Musisi Ditantang Melucu
"Ini jadi momen seru yang sangat personal bagi saya. Konser Tawa bukan sekadar proyek, tapi ruang baru untuk menyatukan orang-orang lewat tawa dan musik. Saya percaya ini akan jadi gerbang segar untuk format hiburan yang lebih menyentuh dan relevan," kata Adit Insomnia.
Untuk memperkuat akar komedi di acara ini, Tiga Kreasi berkolaborasi dengan Bata Efendi dari Hiburin sebagai konsultan komedi. Berbekal pengalaman panjang dunia stand-up comedy di Indonesia, Bata hadir jadi jembatan antara industri hiburan dan para komika akar rumput.
"Stand-up comedy itu nggak melulu soal punchline. Ini tentang sudut pandang, tentang keberanian bercerita, Konser Tawa Jadi tempat penting buat komika tampil dan tumbuh, supaya suara mereka bisa terdengar lebih jauh," ucapnya.
Para komika yang akan berpartisipasi dalam acara ini antara lain Neneng, Mukti Entut, Hifdzi Khoir, Nopek, Gliang Bhaskara, Coki Pardede, Dicky Difie, Indra Frimawan, Adjis Doa Ibu, Kuburan, dan Endah & Ressa. Bahkan, band Kuburan dan duo Endah & Ressa bukan hanya tampil sebagai musisi tapi juga akan melontarkan beberapa jokes maupun cerita lucu dan menggelitik berdasarkan pengalaman mereka selama bermusik.
"Jadi kali ini, kita tantang para musisi untuk bisa melucu juga, ini cuma bisa kita lihat di Konser Tawa," pungkas Adit.
Advertisement
