Liputan6.com, Jakarta Di sekitar perairan Pulau Putri, Kepulauan Riau, Batam, kapal cruise atau kapal pesiar berbendera Malta, Star Clipper bersandar, Jumat (7/6). Kapal yang dinahkodai Sergey Tunikov asal Rusia ini membawa 74 penumpang dari 13 negara.
Sergey memimpin langsung prosesi penurunan penumpang Star Clipper yang lego jangkar di perairan Nongsa. Kurang lebih setengah mil laut dari Nongsa Point Marina. Sebelum tiba bersama para penumpang, Sergey menerima petugas CIQP yang mendatanginya, untuk menuju ke lambung Star Clipper guna melakukan pemeriksaan data dan manives kapal.
"Its done and cleared. Now time to explore Batam," katanya ketika dicegat di pintu kedatangan Nongsapura.
Advertisement
Setelah melalui pos pemeriksaan imigrasi, puluhan turis tersebut menyebar ke beberapa titik destinasi Batam seperti kawasan Jodoh (Nagoya). Sebagian lagi bertandang ke Nongsa Point Marina.
Bertolak dari Melaka, Star Clipper lego jangkar selama beberapa jam di Batam. Kemudian bertolak ke Singapura sekitar pukul 18.00. Selanjutnya, kapal pesiar bertipe tall atau kliper itu melanjutkan perjalanan ke Belitung, dan terakhir menjejak ke Benoa, Bali, pada 22 Juni 2019.
Kadisbudpar Batam Ardi Winata mengatakan, kehadiran Star Clipper bagi Batam menorehkan sejarah baru. Sebab, ini menjadi yang pertama singgah sejak hampir satu dekade 'absen'. Terakhir pada 2010 Batam disandari kapal pesiar. Sejak saat itu, tidak ada satu pun kapal berkategori serupa yang menyambangi dan lego jangkar di laut Batam.
"Tahun ini, mereka hanya singgah beberapa jam. Tapi ini bersejarah buat kami, setelah hampir 10 tahun Batam absen didatangin kapal pesiar. Tahun depan, kami plan lebih bagus. Minimal dua hari. Jadi mereka bisa meng-eksplore ke lebih banyak titik di Batam," ujarnya.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani menyatakan, kehadiran Star Clipper bak oase bagi Batam. Ia berharap kehadirannya menstimulus kapal-kapal pesiar lain untuk segera mendeklarasikan perairan Batam sebagai cruise ship playing ground. Menyaingi Bintan yang sejak beberapa bulan terakhir rutin dikunjungi kapal pesiar.
Dari sisi 'number', cruise ship passenger bakal berkontribusi besar dan dianggap sebagai jalan pintas paling realistis untuk mendongkrak tourist arrivals. Sebab, dalam satu ship call saja, mampu membawa setidaknya dua hingga tiga ribu orang.
"Ini menjadi tugas besar bersama karena faktanya, mendatangkan cruise memang enggak semudah membalikkan telapak tangan," jelasnya, didampingi Asdep Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Dessy Ruhati.
Sementara itu, Menteri Pariwisata Arief Yahya menuturkan, Batam memang sudah menjelma menjadi destinasi wisata yang menyenangkan. Bukan hanya bagi wisatawan nusantara, tetapi juga mancanegara.
Maklum, pulau ini sangat strategis karena posisinya berada persis di Selat Melaka yang merupakan laluan laut nomor dua tersibuk di dunia.
"Akses menuju Batam sudah terbuka lebar. Wisatawan dapat dengan mudah menuju Batam. Saat ini enam pintu masuk wisatawan datang ke Indonesia lewat Batam. Lima diantaranya dari pelabuhan laut, dan satu dari bandara, Bandara Hang Nadim. Hadirnya kapal pesiar di Batam akan memberi dampak positif bagi perkembangan pariwisata di daerah tersebut," tegasnya.
(*)