Liputan6.com, Jakarta Ajang Banyuwangi Agribusiness Startup Competition (ASC) 2019 telah rampung digelar. Di babak final, selain presentasi akhir oleh peserta, ajang yang sejak tahap penyisihan diikuti 653 anak muda itu menghadirkan para mentor mumpuni.
Di antaranya CEO dan Co-Founder TaniHub (startup pertanian) Ivan Arie Sustiawan, Kepala Balai Inkubator Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Anugerah Widiyanto, dan CEO Sirtanio (eksporter beras organik Banyuwangi) Ahmad Tesario.
Baca Juga
"Sejujurnya saya kaget, ternyata peserta kompetisi startup pertanian ini terus meningkat. Tiga tahun lalu baru 300-an, sekarang tembus 650 orang secara total. Artinya, tumbuh awareness di kalangan anak muda bahwa bisnis pertanian punya prospek," ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Senin (1/7).
Advertisement
Menurut Anas, antusiasme anak muda menyambut kompetisi tersebut merupakan kabar gembira. Pasalnya, selama ini 61 persen postur petani didominasi petani tua 45-54 tahun. Sehingga ajang ini menjadi jembatan lahirnya petani-petani muda.
Anas menambahkan, pihaknya sengaja mengundang mentor-mentor mumpuni untuk langsung memberikan ilmunya ke ratusan anak muda peserta kompetisi, khususnya para finalis.
"Anak-anak muda bisa mendengar pengalaman dari mereka yang sudah berhasil bisnis pertanian. Ya semacam cuci otaklah, bahwa anak muda tak semuanya harus bercita-cita jadi banker, PNS, atau Youtuber," ujarnya.
"Kami hadirkan TaniHub, salah satu startup pertanian terbesar. Dari mereka, bisa belajar business process pertanian dengan pendekatan TI," lanjut Anas.
Dihadirkan pula Sirtanio, perusahaan Banyuwangi yang mengekspor beras organik ke luar negeri serta memasoknya ke berbagai kota besar.
"Saya melihat sendiri anak-anak muda di Sirtanio berkolaborasi dengan petani di Kecamatan Singojuruh. Ini inspiratif, bisa ditiru anak muda lainnya," jelasnya.
Kepala Dinas Pertanian Arief Setiawan menambahkan, BPPT dihadirkan untuk memperkuat perspektif teknologi pertanian dalam mengakselerasi produktivitas.
"Inovasi teknologi juga penting untuk melahirkan inovasi olahan produk pertanian," terangnya.
Sementara itu, CEO TaniHub Ivan Arie Sustiawan mengatakan, startup harus memperhatikan seluruh proses bisnis agar melahirkan hasil optimal dibanding bisnis konvensional. Salah satu caranya dengan kolaborasi seperti yang dilakukan Tanihub yang menggandeng petani untuk mendapatkan akses pasar yang lebih luas.
"Semangat kami kolaborasi, bukan cuma keuntungan. Ini mindset yang harus dibangun sejak awal oleh startup, yaitu kolaborasi untuk maju bareng," ujarnya.
Ajang Banyuwangi ASC juga mendapat apresiasi Staf Ahli Kementerian Pertanian, Pending Dadih Permana.
"Dari Banyuwangi, kita mulai era kebangkitan pertanian oleh generasi muda. Kami dukung agar anak-anak muda yang terjaring bisa mewujudkan capaian bisnis yang diharapkan," imbuhnya.
Sementara itu, total terdapat 267 proposal bisnis pertanian yang dijaring dari peserta. Temanya beragam, mulai olahan pangan, internet of things pertanian, crowdfunding agribisnis, hidroponik, hingga pengolahan limbah pertanian. Kompetisi ini memperebutkan hadiah modal Rp 150 juta.
Â
(*)