Liputan6.com, Jakarta Memilih sekolah yang tepat untuk anak merupakan salah satu keputusan besar bagi orang tua. Selain sebagai tempat belajar, sekolah juga menjadi lingkungan kedua yang membentuk karakter dan nilai-nilai kehidupan anak. Oleh karena itu, banyak faktor yang harus dipertimbangkan, mulai dari kurikulum, biaya, lokasi, hingga fasilitas dan lingkungan sosial.
Di tengah semakin beragamnya pilihan sekolah, orang tua menghadapi tantangan dalam menyeimbangkan berbagai aspek tersebut agar sesuai dengan kebutuhan anak dan kemampuan keluarga.
Advertisement
Baca Juga
Beberapa orang tua lebih mengutamakan sekolah yang memiliki sistem pembelajaran tertentu, sementara yang lain mempertimbangkan aksesibilitas dan biaya sebagai faktor utama. Tidak sedikit pula yang menginginkan sekolah berbasis agama sebagai bagian dari pendidikan karakter sejak dini.
Advertisement
Salah satu orang tua, Shuha (29) berbagi pengalaman dan pertimbangannya dalam memilih sekolah yang tepat untuk anaknya. Shuha saat ini menyekolahkan anaknya yang berusia 3 tahun 10 bulan di sebuh playgrup. Menurutnya, ada beberapa faktor penting yang menjadi prioritas dalam keputusan tersebut.
“Hal penting bagi saya dalam memilih sekolah untuk anak saat ini adalah jarak dan akses ke sekolah, biaya, kurikulum berbasis agama, serta lingkungan yang nyaman,” ungkap Shuha kepada Liputan6.com, Jumat (14/2/2025).
Dalam memilih sekolah, ia lebih mengutamakan sekolah yang dekat dari rumah. Keputusan ini memudahkan akses dan mengurangi waktu tempuh anak ke sekolah. Bahkan dalam situasi ketika ada dua sekolah yang memiliki kualitas kurikulum yang baik, pilihan akhirnya jatuh pada sekolah yang memiliki fasilitas lebih nyaman, seperti ruang kelas ber-AC, meskipun dengan biaya yang lebih terjangkau.
“Fasilitas sekolah juga penting dalam keputusan saya. Saat survei, saya menemukan dua sekolah yang sama-sama bagus dari segi kurikulum dan lokasi. Namun, saya memilih sekolah yang menyediakan AC, meskipun dengan biaya yang lebih rendah dibanding sekolah lain yang tidak memiliki fasilitas tersebut,” jelasnya.
Metode Belajar
Terkait metode belajar berbasis teknologi, ia menyebutkan bahwa saat ini teknologi mulai dipertimbangkan, tetapi belum menjadi prioritas. Menurutnya, anak di bawah usia 13 tahun masih sebaiknya membatasi penggunaan gadget.
“Untuk saat ini, metode belajar berbasis teknologi sudah mulai dipertimbangkan, tapi belum menjadi keharusan. Saya rasa anak di bawah 13 tahun masih perlu membatasi penggunaan gadget,” katanya.
Faktor biaya juga menjadi aspek krusial dalam pemilihan sekolah. Biaya pendidikan yang semakin tinggi berdampak pada keuangan keluarga, sehingga pemilihan sekolah dilakukan dengan mempertimbangkan kemampuan finansial.
“Biaya sekolah menjadi faktor utama dalam saya memilih sekolah, karena ini akan berdampak pada cashflow keluarga,” ujarnya.
Advertisement
Mencari Informasi dan Lingkungan Sosial Sekolah
Dalam mencari informasi mengenai sekolah, ia melakukan riset dengan melihat website resmi sekolah, media sosial, serta melakukan survei langsung dengan mengunjungi sekolah dan bertanya kepada orang tua siswa yang sudah bersekolah di sana. Selain itu, lingkungan sosial sekolah juga dinilai berpengaruh terhadap kenyamanan anak dalam bersosialisasi dengan teman-temannya.
“Lingkungan sosial sekolah cukup berpengaruh dalam keputusan saya, karena berdampak pada kenyamanan anak saya bermain dengan teman-temannya,” tambahnya.
Mengenai kegiatan ekstrakurikuler, ia belum menganggapnya sebagai faktor utama dalam memilih sekolah, karena lebih memilih aktivitas tambahan di luar sekolah. Sementara itu, untuk jenjang pendidikan awal seperti playgroup, TK, dan SD, ia lebih memilih sekolah berbasis agama, khususnya Islam. Menurutnya, pendidikan agama yang kuat sejak kecil sangat penting, baik yang didapat di rumah maupun di sekolah.
“Saya memilih sekolah berbasis agama untuk anak saya di usia dini. Menurut saya, dasar agama harus kuat sejak kecil, baik di rumah maupun di sekolah,” tuturnya.
Tantangan dalam Memilih Sekolah
Tantangan terbesar dalam memilih sekolah adalah tingginya biaya pendidikan. Banyak sekolah yang memiliki visi dan misi sesuai harapannya, tetapi biayanya melebihi kemampuan keluarga. Hal ini membuat pilihan sekolah semakin terbatas.
“Tantangan terbesar dalam memilih sekolah adalah biaya yang semakin melonjak. Banyak sekolah yang sesuai dengan harapan saya, tetapi biayanya di luar kemampuan,” katanya.
Dari pengalaman ini, terlihat bahwa pemilihan sekolah tidak hanya berdasarkan faktor akademik, tetapi juga mempertimbangkan kenyamanan, nilai-nilai pendidikan, serta keseimbangan antara kualitas dan biaya.
Advertisement
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)