Liputan6.com, Jakarta - Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Geofisika Winangun, Kota Manado, Edward H Mengko mengatakan, terjadi 16 gempa susulan pascagempa dengan magnitudo 7 pada Minggu 7 Juli 2019 pukul 22.08 WIB di wilayah perairan antara Sulawesi Utara dan Maluku Utara.
"Lokasi gempa susulan terjadi di seputar lokasi gempa utama yaitu sekitar Barat Daya Ternate, Provinsi Maluku Utara," sebut Edward di Manado, Senin (8/7/2019), seperti dilansir dari Antara.
Dia mengatakan, rentang kekuatan gempa susulan yang terekam berkisar antara magnitudo 3,8 hingga 4,9.
Advertisement
"Hingga kini belum ada informasi terjadinya kerusakan bangunan dan infrastruktur termasuk kerusakan yang paling parah," sebut Edward.
Dia mengatakan, pascagempa magnitudo 7 dari hasil observasi alat pengukur pasang surut air laut badan informasi geospasial tidak ditemukan adanya anomali kenaikan atau turunnya permukaan air laut yang mengindikasikan tsunami.
Akan tetapi, terjadinya kenaikan dan penurunan permukaan air laut adalah normal akibat pasang surut.
"Kami tetap berharap warga waspada, jangan panik dan tetap merujuk pada informasi resmi yang dikeluarkan BMKG, jangan mudah percaya informasi-informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya," ajak Edwad
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Warga Kembali ke Rumah
Warga Ternate dan wilayah lainnya di Maluku Utara yang sempat mengungsi karena gempa magnitudo 7 dan berpotensi tsunami pada Senin (8/7/2019) dini hari, mulai kembali ke rumah masing-masing, pagi ini.
"Tadi malam sesaat setelah terjadi gempa yang terasa sangat kuat dan mendapat informasi bahwa berpotensi menimbulkan tsunami, saya dan seluruh anggota keluarga segera bergegas mengungsi ke daerah ketinggian di Kelurahan Tabahawa," kata salah seorang warga Ternate, Lutfi, di Ternate, Senin. Demikian dilansir dari Antara.
Lutfi, warga yang rumahnya berada di Soa-Sio, salah satu kelurahan di Pantai Ternate bersama warga pesisir lainnya yang Senin dini hari mengungsi, sebenarnya sudah mengetahui sejam setelah gempa dan peringatan tsunami dari BMKG dicabut, akan tetapi mereka memutuskan kembali ke rumah pada Senin pagi agar tidak diliputi kekhawatiran.
Warga Ternate lainnya, Rusmin, mengaku setelah terjadinya gempa lalu ia menyuruh anggota keluarganya untuk mengungsi ke daerah ketinggian, sedangkan dia tetap bertahan di rumah untuk mengantisipasi kemungkinan adanya pencurian yang biasa terjadi jika ada kepanikan masyarakat.
Warga Ternate tidak mengalami kesulitan mengungsi jika terjadi gempa dan berpotensi tsunami, seperti Senin dini hari, karena daerah ketinggian di Ternate relatif dekat dari pesisir.
Selain itu, mereka sudah mendapat sosialisasi dari berbagai pihak mengenai langkah yang harus dilakukan jika terjadi gempa dan berpotensi tsunami.
Advertisement