Mahfud Md: Jangan Sampai Indonesia Perang Saudara

Mahfud menegaskan, jangan ada pemaksaan atau tindakan semena-mena kehendak mayoritas.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Jul 2019, 18:28 WIB
Diterbitkan 12 Jul 2019, 18:28 WIB
Rawat Kebhinekaan Lewat Jelajah Kebangsaan
Ketua Gerakan Suluh Kebangsaan, Mahfud MD memberi keterangan saat kegiatan Gerakan Suluh kebangsaan di Banten, Senin (18/2). Kegiatan ini bertujuan untuk Rawat Kebhinekaan Indonesia Lewat Jelajah Kebangsaan 2019. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Gerakan Suluh Kebangsaan Mahfud Md kembali mengingatkan sikap toleransi dan saling menghormati antarsesama warga Indonesia. Sikap ini sesuai semangat konstitusi yang dipancang para pendiri bangsa.

"Sudah ditegaskan bahwa Indonesia adalah berkat Tuhan. Karena itu kita merujuk ajaran Tuhan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," ujarnya saat membuka acara Bincang Seru Mahfud Md di Auditorium Universitas Al-Azhar, Jakarta, Jumat (12/7/2019).

Ajaran ketuhanan yang mendasar adalah bagaimana bertoleransi terhadap pemeluk agama lain. Mahfud menjelaskan, ajaran itu terwujud dalam agama-agama.

"Agama saya Islam. Setahu saya dalam ajaran Islam yang saya pahami ini sikap toleransi sangat ditekankan. Tuhan saja sangat toleran, masak kita tidak," jelas Anggota Badan Pembinaan Ideologi Pancasila itu.

Karena itu, Mahfud menegaskan, jangan ada pemaksaan atau tindakan semena-mena kehendak mayoritas. Hal itu bisa memicu konflik yang membuat negara terpuruk.

"Jangan sampai pecah dan perang antarsaudara sendiri. Cerita dari negara-negara konflik itu sangat menyedihkan dan terpuruk," kata Mahfud Md.

Untuk mendorong nilai toleransi dan nilai-nilai lain Pancasila, lanjut Mahfud, pihaknya akan terus intensif menginisiasi diskusi-diskusi kepancasilaan di berbagai kampus dan komunitas. Topik yang dibahas tentang penguatan nilai Pancasila dan pelaksanaannya.

Sementara itu Rektor Universitas Al-Azhar Indonesia, Asep Saefuddin mengatakan bahwa Indonesia adalah negara percontohan dalam toleransi dan demokrasi.

"Negara-negara Timur Tengah menjadikan Indonesia sebagai percontohan bagaimana Indonesia dengan umat muslim mayoritas tetap bisa merangkul pemeluk agama lain. Merekamemuji Indonesia," katanya.

"Keragaman itu sudah fitrah, tidak bisa dipertentangkan, bukan alat perpecahan," imbuh dia.

Menurut dia, potensi perpecahan sebagai imbas Pemilu bisa dihindari. Saat ini sudah tidak lagi menonjol kelompok paslon 1 atau 2 tapi sudah kembali menyatu.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Untuk Apa Pancasila?

Mahfud MD di Makassar
Mahfud MD di Makassar (Liputan6.com/Ahmad Yusran)

Mahfud menjelaskan, Pancasila merupakan ideologi sekaligus dasar negara Indonesia, menjadi rumusan dan juga pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dasar negara itutentu memiliki tujuan yang baik demi kemajuan bangsa itu sendiri.

“Pancasila dapat menuntun kita menuju ke kehidupan yang adil dan makmur. Sehingga Pancasila dapat menjadi pondasi dalam hidup bermasyarakat,” jelasnya.

Kepada peserta yang kebanyakan mahasiswa, dia menjelaskan, hidup bermasyarakat itu perlu toleransi di tengah perbedaan agama, suku, adat istiadat, bahkan perbedaan pendapatsekalipun.

“Karena dengan sikap tersebut, maka kehidupan bermasyarakat akan terasa lebih damai dan tenteram,” kata Mahfud.

Reporter: Wiwin Fitriyani

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya