Bripka Rachmat, Polisi Ditembak Rekan Sendiri di Depok Terkenal Baik

Di lingkungan tempat tinggalnya, almarhum menjadi Ketua Pokdar sub sektor Sukamaju Baru. Dia diberi amanah tersebut oleh warga sekitar.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Jul 2019, 13:59 WIB
Diterbitkan 26 Jul 2019, 13:59 WIB
Bunuh Diri Tembak Kepalanya
Ilustrasi Bunuh Diri (iStockphoto)

Liputan6.com, Depok - Selain dikenal baik di lingkungan tempat tinggal, Bripka Rachmat Effendy, korban penembakan rekannya sendiri dikenal berdedikasi tinggi di lingkungan kerja. Bahkan dia disebut sebagai salah satu anggota yang memiliki integritas tinggi.

Hal itu disampaikan Kasubdit Regident Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Sumardji selaku pimpinan almarhum ketika mendatangi rumah duka di Jalan Tunas Karsa RT 003 RW 008, Sukamaju Baru, Tapos Depok.

"Kami dari Subdit Regiden Ditlantas Polda metro Jaya merasa prihatin terhadap Bripka Rachmat. Perlu saya sampaikan beliau salah satu anggota memiliki integritas tinggi, bekerja baik, sopan, diberi pekerjaan bisa selelsai artinya luar biasa di kendinasan," kata Sumardji, Jumat (26/7/2019).

Di lingkungan tempat tinggalnya, almarhum menjadi Ketua Pokdar sub sektor Sukamaju Baru. Dia diberi amanah tersebut oleh warga sekitar.

"Itu bukan beban pekerjaan yang mudah tetapi susah karena harus meluangkan waktu di sisa pekerjaannya yang harus dijalankan di kepolisian selain itu almarhum juga dikenal aktif di pokdar sehingga ketika ada kejadian di kampung ini selalu aktif diberi tahu warga dan langsung memberikan solusi," tuturnya.

Sebelum ditembak, Bripka Rachmat pada Kamis (26/7/2019) sempat membawa warga yang hendak tawuran. Kemudian oleh almarhum, warga yang hendak tawuran dibawa ke Polsek. Di sanalah kemudian korban ditemukan tewas bersimbah darah.

"Kemarin korban membawa pelaku pengeroyokan rencana mau menyerang kampung tetangga sebelah bawa celurit dibawa kepolsek. Di situ nahas diakhiri hidupnya oleh sesama temennya dari Polair," ungkapnya.

Sumardji berharap peristiwa serupa tidak terulang. Kejadian ini kata dia menjadi pembelajaran bagi semua.

"Tentunya kita harap semuanya jangan terjadi lagi cukup sampai di sini saja sehingga jadi pembelajaran agar anggota polri lebih sabar tidak gampang marah emosi dan berpikir jernih jangan meluapkan kemarahan dan yang tidak diinginkan masyarakat," tandas Sumardji.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Kronologi

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono, menjelaskan kronologi penembakan. Peristiwa bermula ketika Bripka Rachmat mendatangi ruangan SPK Polsek Cimanggis setelah mengamankan pelaku tawuran inisial FZ pukul 20.30 WIB.

"Dengan barang bukti celurit," kata Argo, Jumat (26/7/2019).

Beberapa saat Bripka Rachmat tiba, orangtua pelaku tawuran inisial Z datang ke bersama Brigadir Rangga Tianto dan Brigadir Rangga. Mereka meminta FZ untuk bisa dibina oleh orangtuanya.

"Namun Bripka Rachmat langsung menjawab bahwa proses sedang berjalan dan saya sebagai pelapornya dengan nada agak keras bicaranya," sambung Argo.

Rupanya, reaksi Bripka Rachmat membuat Brigadir Rangga Tianto meradang. Brigadir Rangga Tianto emosi dan masuk ke ruangan sebelah lalu mengeluarkan senjata dan langsung menembak senjata api jenis HS 9 ke arah Bripka Rachmat sebanyak 7 kali tembakan.

"Selongsong sesuai dengan yang ditemukan 7 selongsong dan mengenai bagian dada, leher, paha, dan perut sehingga korban meninggal di tempat," jelasnya.

Setelah peristiwa itu, Bripka Rachmat dibawa ke RS Polri Kramatjati Jakarta Timur guna menjalani autopsi.

Reporter : Nur Fauziah

Sumber: Merdeka

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya