Puan Maharani: Negara Lain Sebut Indonesia Beruntung Punya Pancasila

Puan Maharani mengatakan, dirinya merasa aneh aneh ketika ada orang yang masih mempertanyakan pancasila.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 27 Jul 2019, 07:28 WIB
Diterbitkan 27 Jul 2019, 07:28 WIB
Menteri Puan: Pancasila Pemersatu Keberagaman Budaya Indonesia
Menteri Puan Maharani menjadi pembicara seminar Nasional bertajuk Manusia dan Politik Kebudayaan di Universitas Diponegoro Semarang, Jumat (26/7/2019). (Foto: Liputan6/Ady Anugrahadi)

Liputan6.com, Semarang - Menteri Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani menjadi pembicara di seminar nasional bertajuk Manusia dan Politik Kebudayaan yang digelar Universitas Diponegoro Semarang, Jumat (26/7/2019).

Di hadapan peserta, Menteri Puan berbicara tentang pancasila menjadi pemersatu keberagaman kebudayaan Indonesia. Menurut dia, ideologi pancasila yang dimiliki bangsa Indonesia membuat iri negara-negara lain.

Puan pun bercerita, kala dia mendampingi baik presiden maupun wakil presiden ke berbagai negara, khususnya ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), semua kepala negara selalu menyampaikan, Indonesia adalah suatu bangsa yang beruntung. Ini karena ideologi pancasila bisa merekatkan 714 suku, 1.100 bahasa, dan bermukim di lebih dari 17.000 pulau dengan keberagaman dan Bhineka Tunggal Ika.

"Tidak semua negara bahkan tidak ada negara lain yang punya pancasila, sudah digali dan menjadi pemersatu bangsa," ujar Menko Puan Maharani. 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Kenapa Pancasila Dipertanyakan?

Ketua nonaktif DPP PDIP Puan Maharani mengajak Megawati dan Prabowo-Sandiaga melakukan wefie atau foto bersama.
Ketua nonaktif DPP PDIP Puan Maharani mengajak Megawati dan Prabowo-Sandiaga melakukan wefie atau foto bersama. (Istimewa)

Puan mengatakan, dirinya merasa aneh aneh ketika ada orang yang masih mempertanyakan pancasila. Apalagi akhir-akhir ini, pancasila dan ke-Islaman, seperti dipertentangkan.

Padahal, menurut dia, pancasila, yang di dalamnya mengandung unsur-unsur ke-Islaman dan kebangsaan adalah laksana dua rel kereta api. Jika keduanya berdampingan dengan kokoh akan dapat mengantarkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan segenap rakyatnya yang majemuk, baik dari aspek suku, agama, ras, etnis dan antar golongan.

"Sampai kepada tujuannya, yaitu suatu tatanan masyarakat adil dan makmur serta bahagia lahir batin melalui pembangunan spiritual dan material," ucap puan mengakhiri pidatonya. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya