5 Hal tentang Kebakaran Gunung Ciremai

Kepulan asap kebakaran di Puncak Gunung Ciremai terjadi pada Rabu, 7 Agustus 2019 pukul 13.00 WIB.

oleh Devira PrastiwiLiputan6.com diperbarui 09 Agu 2019, 16:53 WIB
Diterbitkan 09 Agu 2019, 16:53 WIB
Gunung Ciremai Terbakar, Tim SAR Fokus Evakuasi Puluhan Pendaki
Balai Taman Nasional Gunung Ciremai resmi menutup aktivitas pendakian hingga batas waktu yang tidak ditentukan. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Liputan6.com, Jakarta - Gunung Ciremai pada Rabu 7 Agustus 2019 mengalami kebakaran. Kebakaran di Taman Nasional Gunung Ciremai ini tepatnya terjadi di wilayah Blok Gua Walet Desa Babakanmulya, Kecamatan Jalaksana, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Tim Sar dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) masih berusaha memadamkan api yang membakar di sekitar Gunung Ciremai hingga pukul 09.45 WIB, Jumat (9/8/2019).

Menurut laporan yang diterima, kepulan asap kebakaran di Puncak Gunung Ciremai terjadi pada pukul 13.00 WIB, Rabu. Kepulan asap tersebut pertama kali terlihat dari wilayah Argalingga Kabupaten Majalengka.

Kepala BPBD Kabupaten Kuningan Agus Maulidin pun berkoordinasi dengan Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC) dan BPBD Kabupaten Majalengka.

BNPB telah mengirimkan dua helikopter jenis Bell. Satu heli telah mendarat di Bandar Udara Cirebon, sedangkan satu lainnya direncanakan tiba hari ini, Jumat (9/8/2019) di Kabupaten Kuningan.

Berikut 5 hal tentang kebakaran Gunung Ciremai yang dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Api Melahap Ilalang hingga Edelweis

Api Membakar Ilalang Hingga Edelweis di Gunung Ciremai
Petugas BPBD Kabupaten Kuningan berupaya melakukan pemadaman secara manual dengan membuat sekat bakar di kawasan Gua Walet Gunung Ciremai. Foto (Istimewa)

Kepala BPBD Kabupaten Kuningan Agus Maulidin mengatakan, pada peristiwa kebakaran Gunung Ciremai, api membakar sejumlah ilalang, perdu, maupun pohon hutan. Api juga membakar tanaman edelweis yang menjadi ciri khas di Gunung Ciremai.

"Ilalang, perdu dan pohon-pohon hutan kemungkinan edelweis juga ikut terbakar. Informasi petugas yang kami dapat api mulai merambat ke jalur Palutungan makannya penanganan kami saat ini fokus sekat bakar dulu," ujar dia.

Agus mengatakan, usai melakukan evakuasi pendaki, tim gabungan akan memetakan luasan lahan yang terbakar hingga koordinat utama api.

 

Evakuasi Puluhan Pendaki

Sedang Pemulihan, Gunung Ciremai Menerapkan Sistem Pendaftaran Online
Selama penutupan, TNGC akan memantau proses pemulihan ekosistem Gunung Ciremai secara alami serta mengantisipasi adanya pendaki ilegal. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Agus memaparkan, saat kebakaran terjadi, sejumlah pendaki masih berada di area Kawasan Gunung Ciremai. Saat ini tim gabungan sudah mengevakuasi 61 pendaki berdasarkan catatan di masing-masing jalur.

Dari jumlah tersebut, 25 orang di jalur Apuy Majalengka, 31 orang di jalur pendakian Palutungan Kabupaten Kuningan, serta 5 orang di jalur pendakian Cibuna Kabupaten Kuningan Jawa Barat.

"Jumlah itu yang tercatat ya tapi kami terus mencari informasi siapa tahu ada pendaki lain yang tidak tercatat di pendakian jalur Kuningan kami tetap evakuasi. Catatan terbaru yang kami himpun ada 69 pendaki dalam perjalanan turun ke bawah," kata Agus.

Agus memastikan tidak ada pendaki yang terjebak di lokasi lahan yang terbakar. Lokasi tersebut berada di ketinggian 2.900 Mdpl dekat dengan puncak Gunung Ciremai.

 

Jalur Pendakian Ditutup

Gunung Ciremai Terbakar, Tim SAR Fokus Evakuasi Puluhan Pendaki
Penampakan kepulan Asap kebakaran di kawasan Gua Walet Gunung Ciremai Jawa Barat. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Terkait kebakaran ini, pihak Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC) mengeluarkan Pengumuman No: PG.18/T.33/TU/KSA/8/2019 tentang penutupan jalur pendakian Taman Nasional Gunung Ciremai.

"Sehubungan dengan terjadinya kebakaran hutan di sekitar Blok Goa Walet pada Rabu, 7 Agustus 2019 pada pukul 13.00 WIB, dengan ini Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) menutup kegiatan pendakian untuk umum pada empat jalur pendakian Gunung Ciremai, yaitu jalur Apuy (Majalengka), Palulungan (Kuningan), Linggajati (Kuningan) dan Linggasana (Kuningan), sejak tanggal 7 Agustus 2019 sampai dengan batas waktu yang belum ditentukan," bunyi pengumuman yang dikeluarkan Kepala BTNGC, Kuswandono.

Dia mengimbau, bagi pendaki yang sudah melakukan booking online, dapat konfirmasi kepada pengelola untuk dilakukan pengembalian dengan melampirkan bukti booking dan transfer.

Sementara itu, menurut Kepala Seksi Wilayah I BTNGC Kuningan Jawa Barat San Andre Jatmiko, TNGC sudah mengeluarkan surat edaran resmi melalui sosial media.

Dia menyebutkan, penutupan jalur pendakian di Gunung Ciremai hingga dalam batas waktu yang tidak ditentukan. Sebab, TNGC dan tim SAR gabungan masih fokus mengevakuasi pendaki.

"Belum masih tahap investigas mengenai penyebab kebakarannya karena kami sekarang prioritas tahap pemadaman dan evakuasi pendaki dulu," ujar San Andre Jatmiko.

Dia berharap para pendaki yang semula berencana mendaki Gunung Ciremai agar segera mengubah rencana. San Andre Jatmiko juga meminta agar pendaki yang sudah melakukan pemesanan via online agar segera mengonfirmasi petugas TNGC untuk dilakukan pengembalian uang.

 

Ratusan Personel Diturunkan

Petugas Gabungan Pastikan Api Yang Membakar Gunung Ciremai Sudah Padam
Petugas Gabungan melakukan pemadaman api untuk mencegah perluasan lahan hutan yang terbakar di Gunung Ciremai Kabupaten Kuningan Jawa Barat. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

BNPB telah mengirimkan dua helikopter jenis Bell untuk memadamkan api di kebakaran Gunung Ciremai. Satu heli telah mendarat di Bandar Udara Cirebon, sedangkan satu lainnya direncanakan tiba hari ini di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Plh Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo mengatakan, water boombing dilakukan siang hari ini.

"Kondisi cuaca tidak memungkinkan untuk dilakukan pada malam hari," katanya kepada Liputan6.com, Jumat (9/8/2019).

Dia menyebutkan, Heli jenis tersebut mampu mengangkut air di dalam ember sebanyak 1.000 liter. Satuan darat telah mempersiapkan kedatangan heli untuk mendukung pemadaman darat yang mengerahkan 219 personel gabungan.

Survei dan kooordinasi rencana skenario pemadaman kebakaran puncak Gunung Ciremai telah disusun untuk operasi. Dia menyebutkan, satuan darat menyiapkan dua landasan heli yaitu di Palutungan dan lapangan bola Cigugur.

"Sumber air untuk water boombing diarahkan pada Waduk Darma," kata Agus.

Sebanyak 104 personel dari BPBD Majalengka, TNI, Polri, Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC), MPGC Apuy, MPGC Sanghiyang, sukarelawan dan masyarakat begerak dari Pos Apuy.

Dari pos Palutungan, 103 personel gabungan berasal dari TNGC, Polhut Perhutani, Brimob, MPGC Palutungan, masyarakat, BPBD Kuningan dan sukarelawan.

"Sisanya sebanyak 12 personel diberangkatkan dari pos Linggasana," katanya.

 

Kondisi Darurat

2 Harta Karun di Kaki Gunung Ciremai
Salah satu sudut di bawah kaki Gunung Ciremai yang tak kalah mempesona, yakni dataran tinggi Batu Luhur di Desa Padabeunghar. (Panji Prayitno/Liputan6.com)

Pemerintah Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Kuningan telah mengeluarkan surat keputusan keadaan darurat kebakaran Gunung Ciremai terhitung sejak 8 Agustus 2019 hingga 14 Agustus 2019.

Informasi sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan per 8 Agustus 2019, pukul 17.00, api menyebar ke arah timur di atas Blok Sanghiyang Ropoh.

Lokasi tersebut berada pada ketingginan 2.667 mdpl dan sudah melintasi jalur pendakian Patulungan.

"Pantauan darat juga menyebutkan angin bertiup kencang ke arah utara," kata Kepala BPBD Kabupaten Kuningan Jawa Barat, Agus Muludin.

Personel gabungan darat masih memadamkan api dengan cara manual. Estimasi luas lahan terdampak sekitar 308 hektare. Penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan pihak terkait.

Terkait dengan pendaki yang berada di Gunung Ciremai, sejumlah 69 orang telah berhasil dievakuasi. Mereka dievakuasi dari tiga jalur pendakian yang berbeda.

Yakni 33 orang di jalur pendakian Apuy, 31 dari Palutungan, dan sisanya dari Linggarjati.

 

(Jagat Alfath Nusantara)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya