Secuil Surga di Labuan Bajo NTT

Kota kecil yang berada di pinggir paling barat Pulau Flores ini menyimpan begitu banyak pesona alam yang luar biasa indah.

oleh Maria Flora diperbarui 21 Sep 2019, 09:16 WIB
Diterbitkan 21 Sep 2019, 09:16 WIB
Secuil Surga di Labuan Bajo NTT
Secuil Surga di Labuan Bajo NTT (Liputan6/Maria Flora)

Liputan6.com, Labuan Bajo - Labuan Bajo, salah satu destinasi wisata unggulan yang berada di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kota kecil yang berada di pinggir paling barat Pulau Flores ini menyimpan begitu banyak pesona alam yang luar biasa indah. Maka tak heran jika Presiden Joko Widodo atau Jokowi menjadikan Labuan Bajo salah satu dari 10 destinasi terbaru yang patut dikunjungi.

Tak hanya pulau, pantai serta taman laut dengan barisan gugusan karang dapat dilihat jelas dari atas permukaan laut yang jernih hingga mampu menyihir jutaan pasang mata yang datang mengunjungi Labuan Bajo.

Terlebih saat mengunjungi salah satu hewan eksotis yang menjadi penghuni di Pulau Komodo.

Pengunjung tak hanya diperlihatkan bagaimana cara mereka mencari makan, bertahan hidup serta berinteraksi dengan lingkungan. Mereka pun diajak untuk mengenal lebih dekat bagaimana satu-satunya hewan purba yang masih hidup di Indonesia ini hidup bebas di alam liar.

Selain menikmati kehidupan liar komodo, pesona alam Pulau Padar juga bikin terpukau. Secuil surga yang jatuh di bumi Flobamora, Flores, NTT tersebut, berhasil dibuktikan oleh Liputan6.com yang mendapat kesempatan dari Woman In Maritime (Wima) Indonesia untuk mengunjunginya, Kamis, 20 September 2019.

Perjalanan ke Pulau Padar dimulai dari Laprima Hotel Flores yang terletak di Pantai Pede, Labuan Bajo. Dibutuhkan waktu sekitar 1.20 menit untuk mengunjungi pulau ini dengan menggunakan speed boat yang melaju dalam kecepatan 40 km/jam.

Pagi hari dipilih untuk mengunjungi Pulau Padar agar terhindar dari gelombang besar yang biasanya terjadi pada siang hari di kawasan sekitar Taman Nasional Komodo.

Pasir putih menjadi suguhan awal ketika pertama kalinya mendarat di Pulau Padar. Tampak pula beberapa rusa yang tengah bermain di pantai.

Tidak ada penduduk yang tinggal di pulau ini. Yang ada hanya beberapa petugas jaga, penjual suvenir serta sejumlah pemandu wisata dari warga sekitar.

Satu yang perlu diingat sebelum menaiki puncak Padar, jangan memakai sandal. Pakailah sepatu yang nyaman dan bawa air minum, karena perjalanan yang ditempuh terbilang cukup melelahkan.

Menurut Junaidi, salah satu pemandu, dibutuhkan waktu sekitar 40 menit untuk bisa mencapai puncak Pulau Padar.

"Akan ada sekitar 300 anak tangga yang harus dilalui dan merupakan perpaduan dari kayu dan batu," jelasnya di Labuan Bajo.

Kurang lebih ada sekitar 4 hingga 5 titik henti yang bisa dimanfaatkan untuk beristirahat sejenak sebelum mencapai puncak Padar. Rasa lelah cukup terbayarkan dengan suguhan bentang alam yang indah dari titik pertama.

Cekungan pantai putih ditambah lagi dengan lautan biru sejauh mata memandang, seakan membuat rasa lelah itu hilang. Tak kalah seperti dipuncak, wisatawan dapat mengabadikan momen tersebut dengan berselfie ria.

Terhitung Juli hingga Desember 2019, cuaca di kawasan Taman Nasional Komodo mulai memasuki musim kemarau. Hal ini terlihat dari kondisi rerumputan yang mulai mengering dan pancaran sinar matahari yang cukup terik menyerang.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Puncak Pulau Padar

Secuil Surga di Labuan Bajo NTT (Liputan6/Maria Flora)
Secuil Surga di Labuan Bajo NTT (Liputan6/Maria Flora)

Pesona Pulau Padar semakin terlihat di titik peristirahatan kedua. Pemandangan pantai cekung berpasir putih di bagian barat dan timur pulau nampak semakin jelas terlihat dan luas. Deretan kapal wisata yang berlabuh di bibir pantai menambah cantik panorama alam yang kian meninggi.

Terlihat pula deretan bukit-bukit curam dengan batu-batu karang yang mencuat kepermukaan dari balik savana yang mengering karena terpaan terik matahari.

Keindahan panorama alam yang disuguhkan oleh pulau yang masuk dalam Situs Warisan Dunia UNESCO ini seakan menjadi asupan ekstra untuk menjajaki anak tetangga berikutnya menuju titik atau pos ketiga.

Satu hal lagi yang perlu diperhatikan saat akan ke puncak Pulau Padar. Tak hanya menguras tenaga karena tanjakan yang curam, tak ada pengaman tali apalagi besi pada sisi sebelah kiri jalan. Diharapkan saat kembali melakukan trekking hati-hati saat melangkah, karena pada sisi tersebut adalah jurang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya