Liputan6.com, Jakarta - Mahasiswa Universitas Al Azhar, Faisal Amir menjadi korban bentrokan dalam aksi unjuk rasa ribuan mahasiswa di depan Gedung DPR RI, Selasa, 24 September 2019.
Dia ditemukan dalam kondisi lemah dengan luka parah di kepala dan beberapa bagian tubuhnya, pada Selasa malam sekitar pukul 18.00 WIB.
Oleh rekan sesama mahasiswa, Faisal dilarikan ke Rumah Sakit Pelni, Jakarta Barat.
Advertisement
"Saya dapat kabar jam 18.00 WIB hari Selasa, dari temannya bahwa Faisal di rumah Sakit Pelni. Saya berangkat ke rumah sakit. Kondisinya sudah tidak sadar. Dan dokter sudah menunggu untuk tanda tangan persetujuan operasi," ujar ibu Faisal, Siti Asmah Ratu Agung saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (25/9/2019).
Berikut sejumlah terkait Faisal Amir, mahasiswa Al-Azhar yang menjadi korban aksi 24 September 2019:
Sempat Dikabarkan Meninggal
Sebelumnya sempat beredar kabar adanya mahasiswa yang meninggal karena mengikuti demo di depan Gedung DPR pada Selasa 24 September 2019. Kabar itu dinyatakan tidak benar alias hoaks.
Mahasiswa tersebut adalah Faisal Amir dari Universitas Al-Azhar Indonesia. Dia ditemukan kritis, Selasa malam 24 September 2019. Kondisinya kini stabil setelah menjalani operasi dan perawatan.
Dekan Fakultas Hukum Universitas Al-Azhar Indonesia, Yusuf Hidayat, menjelaskan kronologi kejadian. Saat itu Faisal sedang mencari teman-teman yang ketinggalan rombongan.
Namun, malah kawan-kawannya yang menemukan Faisal di dekat lokasi proyek pembangunan, Senayan Jakarta Pusat. Kondisinya penuh luka.
"Iya benar. Faisal merupakan mahasiswa Fakultas Hukum semester tujuh. Jadi menurut keterangan mahasiswa, Faisal ditemukan di lokasi proyek di antara DPR dan Flyover di bassement. Keadaannya kritis, ada luka di bagian kepala," kata Yusuf saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (25/9/2019).
Saat ini, Faisal masih dalam perawatan medis di Rumah Sakit Pelni. Faisal pun harus menjalani serangkaian operasi. Meski kondisinya sudah stabil.
"Semalam setengah 2 dioperasi. Alhamdulilah masa kritisnya sudah lewat. Tadi pagi juga operasi bahunya. Sekarang lagi istirahat," ujar dia.
Advertisement
Ditemukan Kritis
Faisal Amir ditemukan dalam kondisi kritis saat kerusuhan demo mahasiswa di depan Gedung DPR, Senayan, Jakarta, pecah pada Selasa, 24 September 2019 sore. Faisal merupakan salah satu mahasiswa peserta aksi demonstrasi di depan Gedung DPR.
Mahasiswa berusia 21 tahun itu ditemukan dalam kondisi lemah dengan luka parah di kepala dan beberapa bagian tubuhnya. Mahasiswa Universitas Al-Azhar Indonesia itu pun harus dioperasi kepala dan tulang bahunya yang patah diduga akibat benturan benda tumpul.
Ibu Faisal, Siti Asmah Ratu Agung, mengatakan dirinya mendapatkan kabar dari teman-teman anaknya sekitar pukul 18.00 WIB. Saat itu, Faisal sudah dibawa ke RS Pelni untuk mendapatkan tindakan medis.
Asmah bercerita, saat kerusuhan pecah sekitar pukul 16.00 WIB, Faisal berusaha menyelamatkan rekan-rekannya. Dia mencari lokasi yang aman untuk teman-temannya berlindung.
"Kan, waktu itu kacau, jadi pingin selamatkan teman-temannya, dia cari lokasi aman," ujarnya saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Rabu (25/9/2019).
Namun, Faisal justru terpisah dari kelompoknya dan hilang. Dia baru ditemukan sekitar pukul 18.00 WIB dalam kondisi kritis.
"Jadi anak saya berupaya menyelamatkan diri dan melindungi teman-temannya. Rencananya mau dibawa ke Hotel Sultan, ternyata sudah hilang. (Hilang) jam 5 sore sampai jam 6," tutur Asmah.
Asmah yang menerima informasi dari rekan anaknya langsung menuju ke RS Pelni, Jakarta. Tim dokter membutuhkan persetujuannya segera untuk melakukan tindakan operasi pada kepala akibat perdarahan selaput otak dan patah tulang pada bahu.
Operasi berlangsung sejak Selasa pukul 21.00 WIB hingga 05.00 WIB pagi tadi.
"Sudah dioperasi, sudah sadar, tapi dikasih obat tidur supaya tenang," kata Asmah.
Pendarahan Otak
Direktur Rumah Sakit (RS) Pelni Dewi Fankhuningdyah mengatakan, saat ini hanya tinggal Faisal Amir (21), korban demo mahasiswa yang dirawat di rumah sakit. Sebelumnya ada total 13 korban.
"Saat ini korban hanya satu yang masih di RS Pelni yakni Faisal Amir. Beliau masih menjalani perawatan intensif di ICU," kata Dewi di Jakarta, Rabu (25/9/2019).
Dewi menuturkan, tim dokter harus mengambil tindakan operasi kepada Faisal Amir. Sesuai hasil pemeriksaan, pasien dilakukan operasi karena ditemukan pendarahan di bagian kepala dan juga patah di bahu tangan.
"Alhamdulillah operasi berjalan lancar dan pasien masih perawatan di RS Pelni," jelasnya.
Tim dokter yang menangani Faisal masih memantau kondisi pasien secara intensif setelah operasi selesai dilakukan.
"Kondisi terakhir pasien cukup baik, progresnya cukup memuaskan. Tapi dalam keadaan tidak stabil sehingga masih butuh pengawasan di ICU," kata Dewi.
Dia melanjutkan, korban aksi unjuk rasa lainnya yang sempat ditangani RS Pelni hanya mengalami luka ringan. Kebanyakan sudah diperbolehkan pulang.
Advertisement
Sudah Siuman
Asmah menuturkan, putranya mengalami pendarahan di selaput otak dan batok kepalanya hingga harus segera diambil tindakan operasi. Selain itu, tim dokter juga mengoperasi tulang bahu yang patah.
Operasi berlangsung sejak Selasa pukul 21.00 WIB hingga pukul 05.00 WIB pagi tadi. Saat ini, kondisi Faisal sudah berangsur membaik dan mulai siuman.
"Kata dokter (luka akibat) benturan benda tumpul yang sangat keras. (Saat ini) sudah operasi, sudah saar. Tapi dikasih obat tidur supaya tenang," tuturnya.
Akan Lapor ke Komnas HAM
Apa yang dialami putranya, ibunda Faisal berencana akan melaporkan peristiwa tersebut kepada Komnas HAM bahkan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
"Saya akan lapor Komnas HAM, Presiden, polda, supaya di usut. Karena anak saya sepertinya diperlakukan kaya binatang," tegas Asmah saat dihubungi liputan6.com, Rabu (25/9/2019).
Asmah menegaskan, sebagai rakyat harusnya dilindungi oleh penegak hukum saat menyampaikan aspirasi.
"Kami rakyat ini harus dilindungi apalagi rakyat ini pingin menyampaikan aspirasi rakyat. Kenapa diperlakukan seperti ini," tanyanya.
Asmah mengakui anaknya termasuk aktivis kampus.
"Faisal anak kedua. Dia ini kan aktivis aktif di karang taruna, dia vokal terhadap kebijakan yang tidak pro rakyat," tuturnya.
"Dia minta izin untuk ikut demo di DPR. Faisal memang aktivis di kampus, dia koordinator demo dan menjaga keamanan teman-temannya kemarin," kata Siti.
(Desti Gusrina)
Advertisement