Anak Ditemukan Kritis Saat Demo DPR, Orangtua Faisal Akan Lapor Komnas HAM

Faisal mengalami pendarahan di otak dan retak batok kepalanya diduga akibat benturan benda tumpul.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 25 Sep 2019, 16:15 WIB
Diterbitkan 25 Sep 2019, 16:15 WIB
Polisi Tembakkan Gas Air Mata Bubarkan Demo Mahasiswa di Depan DPR
Mahasiswa berlarian saat polisi menembakkan gas air mata dalam demonstrasi menolak pengesahan RUU KUHP dan revisi UU KPK di depan Gedung DPR, Jakarta, Selasa (24/9/2019). Polisi menghalau mahasiswa yang berusaha masuk ke area Gedung DPR. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Siti Asmah Ratu Agung, orangtua Faisal Amir yang ditemukan kritis saat demo di depan Gedung DPR ricuh akan menempuh jalur hukum. Aksi unjuk rasa berujung ricuh itu terjadi pada Selasa sore 24 September 2019.

Mahasiswa Universitas Al-Azhar Indonesia berusia 21 tahun itu ditemukan dalam kondisi kritis dan penuh luka di kawasan Senayan, Jakarta Pusat. Saat kerusuhan pecah, Faisalterpisah dari teman-temannya.

"Saya akan lapor Komnas HAM, Presiden, Kapolda supaya diusut," kata Asmah saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (25/9/2019).

Faisal mengalami pendarahan di otak dan retak batok kelapanya. Selain itu, tulang bahu patah. Sekujur tubuhnya pun memar-memar. Menurut keterangan dari dokter, luka-luka itu disebabkan benturan benda tumpul yang sangat keras.

"Itu kata dokter. Berarti anak saya sepertinya diperlakukan semena-mena," ucapnya.

Dia menyayangkan, tindakan represif orang-orang tidak bertanggung jawab terhadap anak keduanya tersebut.

"Kami rakyat ini harus dilindungi apalagi ini ingin menyampaikan aspirasi rakyat. Kenapa diperlakukan seperti ini," ujar dia.

Faisal menjalani serangkaian operasi selama 8 jam di Rumah Sakit Pelni. "Operasi dilakukan kemarin dari jam 8 malam sampai jam 5 subuh," kata Asmah.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Hoaks Meninggal

Mereka yang Tumbang dalam Demo Mahasiswa di DPR
Sejumlah mahasiswa menggotong rekan mereka yang terluka saat demonstrasi menolak pengesahan RUU KUHP dan revisi UU KPK di depan Gedung DPR, Jakarta, Selasa (24/9/2019). Sejumlah mahasiswa tumbang setelah polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan demonstrasi. (ADEK BERRY/AFP)

Sebelumnya sempat beredar kabar adanya mahasiswa yang meninggal karena mengikuti demo di depan Gedung DPR pada Selasa 24 September 2019. Kabar itu dinyatakan tidak benar alias hoaks.

Mahasiswa tersebut adalah Faisal Amir dari Universitas Al-Azhar Indonesia. Dia ditemukan kritis, Selasa malam 24 September 2019. Kondisinya kini stabil setelah menjalani operasi dan perawatan.

Dekan Fakultas Hukum Universitas Al-Azhar Indonesia, Yusuf Hidayat, menjelaskan kronologi kejadian. Saat itu Faisal sedang mencari teman-teman yang ketinggalan rombongan.

Namun, malah kawan-kawannya yang menemukan Faisal di dekat lokasi proyek pembangunan, Senayan Jakarta Pusat. Kondisinya penuh luka.

"Iya benar. Faisal merupakan mahasiswa Fakultas Hukum semester tujuh. Jadi menurut keterangan mahasiswa, Faisal ditemukan di lokasi proyek di antara DPR dan flyover di basement. Keadaannya kritis, ada luka di bagian kepala," kata Yusuf saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (25/9/2019).

Saat ini, Faisal masih dalam perawatan medis di Rumah Sakit Pelni. Faisal pun harus menjalani serangkaian operasi, meski kondisinya sudah stabil.

"Semalam setengah dua dioperasi. Alhamdulilah masa kritisnya sudah lewat. Tadi pagi juga operasi bahunya. Sekarang lagi istirahat," ujar dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya