Mulai Masuk Sekolah, Siswa di Wamena Fokus Trauma Healing

Bambang mengatakan, pelajar dan guru mengajar memang belum 100 persen kembali seperti sedia kala.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 09 Okt 2019, 18:20 WIB
Diterbitkan 09 Okt 2019, 18:20 WIB
Pengungsian Wamena
Ratusan orang pengungsi terdampak kerusuhan Wamena, Kabupaten Jawawijaya, berada di dalam sebuah gedung serbaguna milik TNI di wilayah Sentani, Jayapura.

Liputan6.com, Jakarta Kegiatan sekolah Wamena mulai berangsur normal. Namun, pelajar tidak langsung belajar mengajar, melainkan aktivitas trauma healing untuk memulihkan kondisi psikologis mereka yang terguncang akibat kerusuhan beberapa waktu lalu.

"Kegiatan bersekolah mulai aktif kembali sejak Senin pekan ini, dan lebih banyak difokuskan pada aktivitas pemulihan trauma," tulis Sekretaris Dinas Pendidikan Jayawijaya, Bambang Budiandoyo lewat keterangan tertulis, Rabu (9/10/2019).

Bambang mengatakan, pelajar dan guru mengajar di Wamena memang belum 100 persen kembali seperti sedia kala. Sebagian dari mereka masih berada di kampung asalnya masing-masing. Kendati atas kesepakatan pemerintah daerah dengan seluruh kepala sekolah, komite sekolah, dan juga seluruh kepala distrik kegiatan sekolah diputuskan dimulai sejak awal pekan ini.

"Bagaimanapun sekolah harus segera dibuka, meskipun belum langsung belajar. Kegiatan utamanya masih bersifat rekreatif, pendataan siswa dan guru yang datang. Pemulihan trauma siswa jadi fokus utama sekolah," lanjut Bambang.

Sebagai informasi, Dinas Pendidikan Jayawijaya mendapat bantuan dari Kementerian Sosial dalam memulai program penanganan trauma. Selain itu, ada juga bantuan dari Wahana Visi Indonesia (WVI) yang menurunkan tujuh orang tenaga ahli penanganan rasa trauma kepada pelajar di tingkat SD hingga SMA.

"Kami memiliki teman-teman guru dari Indonesia Cerdas berjumlah 30 orang yang siap didistribusikan ke sekolah-sekolah yang kekurangan guru bisa mendorong proses belajar-mengajar," Bambang menandasi.

Menurut data dinas pendidikan Kabupaten Jayawijaya di Wamena total 61 sekolah, dengan 25 sekolah dari berbagai jenjang PAUD, SD, SMP dan SMA/SMK yang terkena dampak atau mengalami kerusakan. Sementara itu tingkat kehadiran pelajar masing-masing masih di angka 20 persen

Mendikbud Pihak Sekolah Ajak Siswa Masuk

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menyebutkan kegiatan belajar mengajar di Wamena telah kembali normal.

"Di Papua kan kegiatan sudah mulai jalan, kemarin sudah kita kirim bantuan dari Kemendikbud dan sudah didistribusikan ke lima sasaran, di samping ke Wamena ada juga ke ibukota Kabupaten Puncak Jaya, Jayawijaya, kemudian ada beberapa distrik di Kabupaten Jayawijaya juga kita kirimkan," ujarnya di kantor Kemendikbud, Jakarta Pusat, Rabu (9/10/2019).

Kendati belajar telah berjalan normal, Muhadjir mengaku masih ada masalah yakni banyak anak-anak yang ikut orangtuanya mengungsi karena ketakutan.

"Ada masalah karena anak-anak ini banyak yang ikut orangtuanya ngungsi. Karena itu saya imbau kepada semua sekolah yang berdekatan dengan rumah tinggal para pengungsi supaya anak-anakya ditampung di sekolah terdekat," kata Muhadjir.

Oleh karena itu, ia meminta agar pihak sekolah untuk mencari anak didiknya agar masuk ke sekolah.

"Jangan ditunggu tapi harus dicari didatangi supaya kemudian diajak segera masuk sekolah. Jangan sampai kemudian anak-anak ikut orangtuanya mengungsi kemudian sekolahnya terbengkalai," katanya.

Rusuh Wamena
Pengungsi Wamena yang dievakuasi dengan pesawat Hercules ke Jayapura. (Liputan6.com/Katharina Janur)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya