Menteri dari Profesional Dianggap Lebih Loyal ke Jokowi

Direktur Indostrategi Arif Nurul Imam menilai menteri dari kalangan profesional akan lebih loyal pada Jokowi.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 15 Okt 2019, 09:47 WIB
Diterbitkan 15 Okt 2019, 09:47 WIB
Jokowi Pimpin Sidang Kabinet
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan arahan ketika memimpin Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Kamis (3/10/2019). Topik Sidang Kabinet Paripurna tersebut yakni Evaluasi Pelaksanaan RPJMN 2014-2019 dan Persiapan Implementasi APBN 2020. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Jokowi memberi porsi menteri dari kalangan profesional 55 persen mentara partai politik sebesar 45 persen.

Direktur Indostrategi Arif Nurul Imam menilai menteri dari kalangan profesional akan lebih loyal pada Jokowi.

"Menteri dari kalangan profesional dia tidak punya loyalitas ganda antara parpol dan presiden. Ia akan loyal ke presiden saja," jelas Arif di Jakarta, Selasa (15/10/2019).

Menurut dia, ada sejumlah kementerian yang harus dikomandani menteri dari kalangan profesional misalnya Kementerian ESDM, Kementerian Keuangan, Kemenkum HAM, Jaksa Agung, Mendikbud, Kementerian Kesehatan, serta Kementerian BUMN.

Dengan hal ini, maka tak ada kepentingan politik dari para menteri tersebut.

"Kelebihan menteri dari profesional jelas mereka lebih kompeten dan bebas dari kepentingan politik parpol sehingga akan bekerja maksimal untuk menjalankan visi Pak Jokowi," pungkasnya.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:


Kapan Kabinet Diumumkan

Presiden Joko Widodo atau Jokowi memastikan akan mengumumkan susunan kabinet setelah dirinya dan Ma'ruf Amin dilantik sebagai presiden dan wakil presiden presiden periode 2019-2024. Pelantikan Jokowi-Ma'ruf digelar di Gedung MPR Jakarta pada 20 Oktober 2019.

"Mungkin bisa hari yang sama, mungkin sehari setelah pelantikan," ucap Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, Jumat (11/10/2019).

Menurut dia, saat ini susunan kabinet periode kedua sudah rampung. Namun, Jokowi tak menutup kemungkinan adanya perubahan susunan. Terlebih, setelah dirinya bertemu dengan Ketum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY.

"Ya mungkin ada pertimbangan masih bisa berubah," kata Jokowi.

Sebelumnya, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyatakan relawan akan menyiapkan penyambutan Jokowi-Ma'ruf usai pelantikan. Namun, pesta penyambutan akan berbeda saat Jokowi dilantik pada 2014 lalu. Penyambutan kali ini jauh dari kesan hura-hura.

"Enggak ada foya-foya, enggak ada hura-hura lah. Dalam konteks budaya silahkan," ujar Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis 10 Oktober 2019.

Para relawan, kata dia, akan menunggu Jokowi-Ma'ruf di sekitar Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat. Nantinya, akan ada parade kebudayaan yang mengiringi Jokowi-Ma'ruf ke Istana Merdeka, Jakarta.

"Intinya syukuran tapi juga ada kontribusi dari berbagai budayawan dari berbagai kelompok seni ingin meramaikan dalam bentuk parade budayalah begitu," jelasnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya