Menteri dari Kalangan Profesional Dianggap Lebih Total Bekerja untuk Jokowi

Adi Prayitno mengatakan, meski dari kalangan profesional ataupun dari parpol, semua menteri harus bekerja total untuk Jokowi.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 15 Okt 2019, 08:12 WIB
Diterbitkan 15 Okt 2019, 08:12 WIB
KPU Tetapkan Jokowi-Ma’ruf Amin Sebagai Presiden dan Wakil Presiden Terpilih
Pasangan Presiden dan Wapres terpilih, Joko Widodo atau Jokowi dan Ma'ruf Amin memberikan sambutan pada Rapat Pleno Terbuka Penetapan Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Pemilu 2019 di Gedung KPU, Jakarta, Minggu (30/6/2019). (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Menjelang pelantikan Presiden Jokowi untuk periode kedua pada 20 Oktober 2019, topik mengenai menteri di kabinet kembali mencuat. Presiden Jokowi sempat memberi sinyal bahwa porsi untuk menteri dari kalangan profesional adalah 55 persen, sedangkan kalangan parpol 45 persen.

Pengamat politik Adi Prayitno mengatakan, bisa saja dalam praktiknya komposisi menteri itu bisa berubah. Salah satu alasannya, karena dinamika politik. Apalagi beberapa partai oposisi seperti Gerindra, PAN, dan Demokrat perlahan merapat.

"Dalam praktiknya mungkin saja berubah karena dinamika politik. Jika pun komposisinya begitu, mungkin profesional banyak yang diendorse parpol," kata Adi kepada Liputan6.com, Selasa (15/10/2019).

Meski demikian, dia optimis bahwa menteri dari kalangan profesional, kinerjanya akan total bekerja untuk Jokowi. Sehingga tak memikirkan politik.

"Kinerjanya total ke Jokowi. Enggak mikir politik," ungkap Adi.

Akademisi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah ini menggarisbawahi, meski dari kalangan profesional ataupun dari parpol, semua menteri harus bekerja total untuk Jokowi.

"Yang penting dari parpol atau profesional, total bekerja realisasikan janji politik Jokowi," kata Adi.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Kapan Kabinet Diumumkan

Jokowi Pimpin Sidang Kabinet
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan arahan ketika memimpin Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Kamis (3/10/2019). Topik Sidang Kabinet Paripurna tersebut yakni Evaluasi Pelaksanaan RPJMN 2014-2019 dan Persiapan Implementasi APBN 2020. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Presiden Joko Widodo atau Jokowi memastikan akan mengumumkan susunan kabinet setelah dirinya dan Ma'ruf Amin dilantik sebagai presiden dan wakil presiden presiden periode 2019-2024. Pelantikan Jokowi-Ma'ruf digelar di Gedung MPR Jakarta pada 20 Oktober 2019.

"Mungkin bisa hari yang sama, mungkin sehari setelah pelantikan," ucap Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, Jumat (11/10/2019).

Menurut dia, saat ini susunan kabinet periode kedua sudah rampung. Namun, Jokowi tak menutup kemungkinan adanya perubahan susunan. Terlebih, setelah dirinya bertemu dengan Ketum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY.

"Ya mungkin ada pertimbangan masih bisa berubah," kata Jokowi.

Sebelumnya, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyatakan relawan akan menyiapkan penyambutan Jokowi-Ma'ruf usai pelantikan. Namun, pesta penyambutan akan berbeda saat Jokowi dilantik pada 2014 lalu. Penyambutan kali ini jauh dari kesan hura-hura.

"Enggak ada foya-foya, enggak ada hura-hura lah. Dalam konteks budaya silahkan," ujar Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis 10 Oktober 2019.

Para relawan, kata dia, akan menunggu Jokowi-Ma'ruf di sekitar Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat. Nantinya, akan ada parade kebudayaan yang mengiringi Jokowi-Ma'ruf ke Istana Merdeka, Jakarta.

"Intinya syukuran tapi juga ada kontribusi dari berbagai budayawan dari berbagai kelompok seni ingin meramaikan dalam bentuk parade budayalah begitu," jelasnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya