Liputan6.com, Jakarta - Menjelang pelantikan Presiden Jokowi untuk periode kedua pada 20 Oktober 2019, topik mengenai menteri di kabinet kembali mencuat. Presiden Jokowi sempat memberi sinyal bahwa porsi untuk menteri dari kalangan profesional adalah 55 persen, sedangkan kalangan parpol 45 persen.
Pengamat politik Adi Prayitno mengatakan, bisa saja dalam praktiknya komposisi menteri itu bisa berubah. Salah satu alasannya, karena dinamika politik. Apalagi beberapa partai oposisi seperti Gerindra, PAN, dan Demokrat perlahan merapat.
Baca Juga
"Dalam praktiknya mungkin saja berubah karena dinamika politik. Jika pun komposisinya begitu, mungkin profesional banyak yang diendorse parpol," kata Adi kepada Liputan6.com, Selasa (15/10/2019).
Advertisement
Meski demikian, dia optimis bahwa menteri dari kalangan profesional, kinerjanya akan total bekerja untuk Jokowi. Sehingga tak memikirkan politik.
"Kinerjanya total ke Jokowi. Enggak mikir politik," ungkap Adi.
Akademisi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah ini menggarisbawahi, meski dari kalangan profesional ataupun dari parpol, semua menteri harus bekerja total untuk Jokowi.
"Yang penting dari parpol atau profesional, total bekerja realisasikan janji politik Jokowi," kata Adi.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Kapan Kabinet Diumumkan
Presiden Joko Widodo atau Jokowi memastikan akan mengumumkan susunan kabinet setelah dirinya dan Ma'ruf Amin dilantik sebagai presiden dan wakil presiden presiden periode 2019-2024. Pelantikan Jokowi-Ma'ruf digelar di Gedung MPR Jakarta pada 20 Oktober 2019.
"Mungkin bisa hari yang sama, mungkin sehari setelah pelantikan," ucap Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, Jumat (11/10/2019).
Menurut dia, saat ini susunan kabinet periode kedua sudah rampung. Namun, Jokowi tak menutup kemungkinan adanya perubahan susunan. Terlebih, setelah dirinya bertemu dengan Ketum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY.
"Ya mungkin ada pertimbangan masih bisa berubah," kata Jokowi.
Sebelumnya, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyatakan relawan akan menyiapkan penyambutan Jokowi-Ma'ruf usai pelantikan. Namun, pesta penyambutan akan berbeda saat Jokowi dilantik pada 2014 lalu. Penyambutan kali ini jauh dari kesan hura-hura.
"Enggak ada foya-foya, enggak ada hura-hura lah. Dalam konteks budaya silahkan," ujar Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis 10 Oktober 2019.
Para relawan, kata dia, akan menunggu Jokowi-Ma'ruf di sekitar Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat. Nantinya, akan ada parade kebudayaan yang mengiringi Jokowi-Ma'ruf ke Istana Merdeka, Jakarta.
"Intinya syukuran tapi juga ada kontribusi dari berbagai budayawan dari berbagai kelompok seni ingin meramaikan dalam bentuk parade budayalah begitu," jelasnya.
Advertisement