Liputan6.com, Jakarta - Musim hujan di Indonesia akan masuk pada akhir Oktober hingga pertengahan bulan November. Masa peralihan dari musim kemarau menuju musim penghujan ditandai dengan beberapa gejala alam yang disebut pancaroba.
Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), peralihan musim pancaroba ditandai dengan berubahnya suhu dan cuaca secara drastis, munculnya mendung tebal disertai petir, gelombang pasang air laut, angin kencang hingga angin puting beliung.
Baca Juga
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Bencana BNPB Agus Wibowo menyebut, musim penghujan dapat menjadi pemicu terjadinya bencana hidrometeorologi. Seperti tanah longsor, banjir dan ditambah beberapa faktor seperti lingkungan yang tidak terawat dengan baik, alih fungsi hutan pegunungan, dan budaya membuang sampah sembarangan.
Advertisement
"Oleh karena itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana mengimbau agar masyarakat mulai melakukan persiapan dini dalam menghadapi peralihan musim tersebut melalui upaya-upaya pencegahan seperti memangkas daun dan ranting terutama untuk pohon-pohon yang besar," kata Agus dalam keterangan tertulisnya, Senin (21/10/2019).
"Tidak membuang sampah sembarangan, menjaga kebersihan lingkungan, membersihkan saluran air hingga sungai, selalu membawa payung atau jas hujan selama beraktivitas di luar ruangan, dan selalu memperbarui informasi perkiraan cuaca yang bersumber dari pihak berwenang," sambung dia.
Sedangkan untuk upaya jangka panjang, kata dia, masyarakat bisa melakukan penanaman pohon yang dapat mencegah terjadinya longsor sekaligus mengikat air tanah sebagai cadangan saat kemarau panjang tiba.
"Adapun beberapa jenis pohon tersebut di antaranya beringin karet, matoa, jabon putih, sukun, mahoni dan sebagainya," ucapnya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Pengaruh El Nino
Dia melanjutkan, menurut BMKG, terlambatnya musim penghujan di Indonesia juga dipengaruhi oleh fenomena El Nino yang panjang pada tahun ini. Hal tersebut sekaligus berdampak pada bencana kekeringan panjang di berbagai wilayah di Indonesia.
Reporter: Muhammad Genantan Saputra
Sumber: Merdeka.com
Advertisement