Sakti Wahyu Trenggono, Mantan Bendahara TKN yang Jadi Wakil Menhan

Trenggono masuk dalam timses pasangan Jokowi-JK. Begitupun dalam Pilpres 2019, Trenggono didapuk menjadi Bendahara TKN Jokowi-Ma’ruf.

oleh Rinaldo diperbarui 25 Okt 2019, 09:03 WIB
Diterbitkan 25 Okt 2019, 09:03 WIB
Bendahara Umum Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Wahyu Sakti Trenggono.
Bendahara Umum Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Wahyu Sakti Trenggono. (Liputan6.com/Putu Merta Surya Putra)

Liputan6.com, Jakarta - Nama Sakti Wahyu Trenggono tak asing di jagat politik Tanah Air. Jauh sebelum akhirnya dikonfirmasi menjadi Wakil Menteri Pertahanan, namanya bahkan sudah digadang-gadang menjadi calon kuat Menteri BUMN.

Hal itu tak lain karena kedekatannya dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Tak heran, pria kelahiran Semarang, 3 November 1962 itu merupakan Bendahara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019.

Di luar soal kedekatan itu, sejatinya Trenggono memang bukan sembarangan orang. Bisnisnya menggurita dan dimulai dari nol. Lelaki yang akrab disapa Mas Treng itu merupakan taipan dalam bisnis telekomunikasi. Pendiri PT Teknologi Riset Global (TRG) Investama ini dikenal sebagai raja tower BTS Nusantara.

Jebolan ITB dan Universitas Binus ini memiliki gurita bisnis dalam bidang telekomunikasi, teknologi, properti, media, dan e-commerce. Namun, jauh sebelum itu, Trenggono telah merintis bisnis dengan bendera PT Solusindo Kreasi Pratama (SKP) dan membangun PT Tower Bersama Infrastruktur.

Perusahaan yang disebut terakhir saat ini dikenal sebagai penyedia infrastruktur menara telekomunikasi terbesar di Indonesia dengan kepemilikan lebih dari 14.000 menara.

Trenggono mengaku terbiasa hidup prihatin sejak kecil. Dia mengungkapkan harus hidup prihatin ketika kuliah di ITB. Bahkan, untuk membayar uang kuliah saja, keluarganya harus menjual tujuh ekor kambing.

Selain itu, dia sangat yakin bisa maju. Karena itu, saat perusahaan besar sekaliber PT Astra International Tbk datang ke ITB untuk mencari karyawan potensial, pria yang hobi minum kopi itu langsung mendaftar.

Di perusahaan tersebut, Trenggono diterima dalam program Astra Basic Training atau saat ini lazim disebut management trainee.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Dari Bisnis ke Politik

Bergabung di Astra membuka pintu kesuksesan buat Trenggono. Banyak hal yang dipelajarinya, mulai dari membangun infrastruktur IT, sampai membangun budaya perusahaan hingga mengembangkan pabrik.

Dengan jabatan akhir Senior General Manager atau setingkat direktur di anak usaha Astra, Trenggono akhirnya memutuskan untuk mundur dari Astra. Mundur dari Astra, dia kemudian membangun bisnis sendiri. Yaitu, bisnis penyedia infrastruktur telekomunikasi menara yang ketika itu belum berkembang.

Di awal tahun 2000-an, Trenggono melihat Indonesia sedang memasuki era teknologi mobile telekomunikasi dengan munculnya sejumlah operator seluler dan pengguna ponsel yang terus tumbuh.

Dia pun berkesimpulan, kebutuhan telekomunikasi mobile akan makin besar di masa mendatang sehingga perlu ditangkap peluang membangun infrastrukturnya yaitu menara alias tower BTS.

Sukses di bidang bisnis, dia merambah ke dunia politik. Pada masa kepemimpinan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) periode 2009-2014 Hatta Rajasa, Trenggono ditunjuk sebagai Bendahara PAN, meski di tengah jalan mengundurkan diri.

Tak lama kemudian pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014, Trenggono masuk dalam tim sukses pasangan calon Jokowi-Jusuf Kalla. Begitupun dalam Pilpres 2019, Trenggono didapuk menjadi Bendahara TKN Jokowi-Ma’ruf.

Trenggona sendiri sudah tiba di Istana pada Jumat (25/10/2019) pagi, pukul 08.45 WIB mengenakan kemeja bewarna putih. Saat ditanya apakah kedatangannya terkait penunjukan sebagai Wakil Menteri Pertahanan, Trenggono tak mengelak.

"Mudah-mudahan," ucap Trenggona kepada wartawan di Istana.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya