Polisi Tak Tahan Sopir Camry yang Tewaskan 2 Pengguna Skuter Listrik

Fahri menjelaskan DH hanya dikenakan wajib lapor dua kali dalam seminggu.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 14 Nov 2019, 17:08 WIB
Diterbitkan 14 Nov 2019, 17:08 WIB
Pemprov DKI Siapkan Regulasi Penggunaan Skuter Listrik
Pengguna jalan mengendarai otopet atau skuter listrik di Jakarta, Rabu (16/10/2019). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Perhubungan akan memasukkan skuter listrik ke dalam jenis kendaraan ramah lingkungan. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Meski telah berstatus tersangka, polisi tidak menahan DH pengemudi mobil Toyota Camry yang menabrak pengguna skuter listrik di Kawasan Sudirman, Jakarta Pusat.

Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya Kompol Fahri Siregar mengatakan, penyidik menilai tersangka tidak perlu ditahan karena tidak akan melarikan diri.

"Dan juga tidak akan menghilangkan barang bukti. Jadi itu pertimbangan dari penyidik," kata Fahri, Kamis (14/11/2019).

Fahri menjelaskan DH hanya dikenakan wajib lapor dua kali dalam seminggu.

"Walau tidak dilakukan penahanan tetap diminta wajib lapor," ujar dia.

DH menabrak enam pengendara skuter listrik di Jalan Sudirman, Jakarta Pusat, Minggu, 10 November 2019. Dua orang tewas, sedangkan empat orang lainnya luka-luka. Menurut keterangan, DH menyetir dalam kondisi di bawah pengaruh alkohol

"Dari keterangan saksi, sebenarnya dia (DH) menilai mampu untuk mengendara. Tetapi dilihat dari kronologis, ada ketidakhati-hatian karena namanya menyalip kendaraan itu, apalagi di depan ada kendaraan," ucap dia.

Kronologi

Sebelumnya, Fajar Wicaksono (19), satu dari enam orang yang menjadi korban berkisah, saat itu bersama lima temannya yakni Rel Wandani, Tri Wulansari, Bagus Laksono, Wisnu Chandra Gunawan, Ammar Nawwar Tridarma menjajal skuter listrik yang disediakan di stasiun GrabWheels FX Sudirman.

Ia menyewa tiga skuter pada pukul 01.00 WIB. Mereka pun keliling kawasan Senayan.

Wisnu Chandra Gunawan berbocengan dengan Amar Nawar. Sementara Bagus Laksono dengan Rel Wandani. Sedangkan dirinya berbocengan dengan Tri Wulansari.

Tepat di Fly Over Senayan, skuter listrik yang dikendarai Wisnu baterainya lowbat.

"Satu skuter lowbat akhirnya tukeran skuter sama Bagus yang lagi boncengan dengan Wanda. Skuter yang lowbat sendirian. Sementara saya menjadi bonceng bertiga Wanda dan Wulan," ucap dia.

Mereka terus berjalan iring-iringan. Fajar mengaku berada di posisi paling depan. Disusul Bagus, dan paling belakang Wisnu dan Amar.

Tiba-tiba dari arah yang sama melaju kencang satu unit kendaraan Toyota Camry. Kendaraan tersebut menabrak nabrak skuter listrik yang dikendarai Bagus, dan Amar yang berboncengan dengan Wisnu.

"Kejadiannya pukul 3 pagi di depan gate 3 Sudirman. Bagus mental ke arah depan, sedangkan Amar dan Wisnu ke samping delat Trortoar," ujar dia.

Fajar menjelaskan, kondisi ketiga temannya saat itu yang masih sadar hanyalah Bagus. Sisanya Amar dan Wisnu sudah kejang-kejang.

"Amar dan Wisnu sepertinya mengalami pendarahaan di kepala," ucap dia.

Fajar menerangkan, ketiga korban dibawa ke RSAL Dr Mintohardjo. Sedangkan pengemudi Toyota Camry kabur. Fajar mengatakan, Dua di antaranya nyawanya tak tertolong.

"Yang selamat cuma bagus. Dua teman saya yang lain meninggal dunia," tutup dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya