Menko Muhadjir: Saat Ini Banyak Calon Pengantin Modal Nekat

Muhadjir menambahkan, khusus bagi calon pengantin yang memiliki status pengangguran, pemerintah akan membantu dengan program pelatihan wirausaha.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Nov 2019, 06:45 WIB
Diterbitkan 17 Nov 2019, 06:45 WIB
Muhadjir Effendy
Menko PMK, Muhadjir Effendy (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, pembekalan pranikah merupakan suatu hal yang penting. Pembekalan ini tak hanya berkaitan dengan agama, namun juga multi aspek.

Muhadjir mengungkapkan, tujuan dari pembekalan pranikah ini merupakan bentuk tanggung jawab negara dalam menyiapkan calon-calon pasangan baru yang akan membangun rumah tangga sehat.

Dengan pembekalan pranikah ini, Muhadjir berharap agar keluarga yang dibentuk menjadi keluarga sehat dan melahirkan generasi sehat pula.

Muhadjir menjelaskan, jika saat ini banyak pasangan pengantin baru yang menikah dengan bekal 'bondo nekat' atau bonek. Pasangan pengantin ini dinilai Muhadjir berpeluang menjadi keluarga miskin dan menjadi beban negara.

"Saat ini banyak sekali calon pengantin bonek. Mereka nggak ngitung sesudah menikah nanti dikasih makan apa keluarga itu dan akan tinggal di mana? Yang penting nekat dulu," tegas Muhadjir di Kampus Universitas Aisyiyah, Sabtu 16 November 2019.

Muhadjir menerangkan, pembekalan pranikah ini akan melibatkan kementerian lintas sektor. Seperti Kementerian Kesehatan, Kementerian Agama, Kementerian Pemberdayaan Perempuan, Kementerian Sosial, dan Kementerian Koperasi dan UMKM.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Tak Ingin Menambah Rumah Tangga Miskin

Muhadjir Effendy
Menko PMK Muhadjir Effendy menerima sejumlah masukan soal stunting dari jajaran Pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Tengah, di Kota Semarang pada Sabtu (2/11/2019) pagi. (Dok Humas Menko PMK)

Muhadjir menambahkan, sebelum ada pembekalan pranikah, di Kementerian Agama sebenarnya sudah ada program yang mirip yaitu program kursus calon pengantin (Suscatin). Hanya saja program tersebut tak efektif karena terkait dengan anggaran Kemenag yang minim. Sehingga Muhadjir berkeinginan program itu ditarik ke level Menko.

"Karena itu, ini akan kita tarik ke Kemenko. Nanti bisa saja leading sector-nya tidak Menteri Agama tapi BKKBN. Karena nanti melibatkan lebih dari empat kementerian, Kementerian Kesehatan itu yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi," urai Muhadjir

"Bahkan Menteri Koperasi akan terlibat karena nanti pasangan yang belum punya kerjaan yang nganggur, calon pengantin bonek ini dia harus mendapatkan kesempatan, diberi peluang untuk mendapatkan akses ke pembiayaan," imbuh Muhadjir.

Muhadjir menambahkan, khusus bagi calon pengantin yang memiliki status pengangguran, pemerintah akan membantu dengan program pelatihan wirausaha. Nantinya calon pengantin yang berstatus pengangguran ini akan mengikuti program yang disinkronkan dengan program Kartu Pra Kerja.

"Untuk berlatih berusahanya bisa diambilkan dari Kartu Pra Kerja. Intinya kita tidak ingin ada pasangan rumah tangga baru yang menambah jumlah rumah tangga miskin. Karena itu akan menjadi problem berat," tegas Muhadjir.

 

 

Reporter : Purnomo Edi

Sumber: Merdeka

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya