Ma'ruf Amin Harap Kasus Sukmawati Soekarnoputri Tak Berlanjut ke Persidangan

Ma'ruf mengusulkan agar pihak-pihak yang merasa kecewa dengan Sukmawati agar melakukan mediasi.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Nov 2019, 16:22 WIB
Diterbitkan 20 Nov 2019, 16:22 WIB
Mahfud MD Sebut Soekarno Langgar HAM, Sukmawati Keberatan
Sukmawati mempersilakan masyarakat menilai rekam jejak dan sepak terjang Bung Karno.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menilai pernyataan putri Presiden Pertama RI Soekarno, Sukmawati Soekarnoputri yang membandingkan Soekarno dengan Nabi Muhammad SAW tidak tepat. Ketua umum nonaktif MUI tersebut juga mengatakan Soekarno dan Muhammad tidak perlu dibanding-bandingkan.

"Dia muslim, Nabinya Nabi Muhammad. Membandingkan Nabi Muhammad dengan Soekarno itu tidak sebanding, tidak tepat," kata Ma'ruf di Kantornya, Jalan Merdeka Utara, Rabu (20/11).

Ma'ruf mengusulkan agar pihak-pihak yang merasa kecewa dengan Sukmawati agar melakukan mediasi. Sehingga kata dia masalah tidak berlanjut ke proses hukum.

"Penyelesaiannya sebaiknya kalau bisa dimediasi itu lebih bagus supaya kita tidak terus berhadap-hadapan. Jangan kemudian harus diselesaikan lewat pengadilan itu kan sebaiknya," kata Ma'ruf.

Dia mengatakan siapapun boleh menjadi mediator antara Sukmawati dengan pihak yang tidak terima dengan hal tersebut. Termasuk kata dia pihak MUI yang sebelumnya juga pernah menjadi mediator dengan Sukmawati terkait puisinya.

"Ya bisa aja, katanya pihak Polri yang mau memediasi, bisa saja dulu saya waktu MUI sekarang ya bisa yang lain lah," ungkap Ma'ruf.

 Reporter: Intan Umbari

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Kontroversi Ditinggalkan Buat Narasi Kerukunan

[Bintang] Sukmawati Soekarnoputri
Preskon Permohonan maaf Sukmawati Soekarnoputri terkait puisi Indonesia (Nurwahyunan/bintang.com)

Ma'ruf juga menghimbau kepada publik agar tidak melakukan tindakan yang menimbulkan polemik. Dan meminta agar membuat narasi kerukunan.

"Bikinlah narasi-narasi yang membawa kerukunan jangan narasi konflik, baik agama maupun pandangan-pandangan yang bisa menimbulkan konflik itu dijauhkan," ungkap Ma'ruf.

Publik kata dia bisa membangun narasi kerukunan dengan cara keutuhan,saling sayang. Serta mencitai dan menyuarakan keutuhan satu sama lain.

"Gimana membangun narasi-narasi yang memang membawa kerukunan, keutuhan, kesatuan, kasih sayang, saling mencintai," kata Ma'ruf.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya