Metro Sepekan: Geger Ledakan di Monas hingga Truk Brimob Nyelonong di Jalur Busway

Pascainsiden ledakan granat asap, pihak kepolisian meningkatkan patroli di sekitaran Monas.

diperbarui 09 Des 2019, 09:32 WIB
Diterbitkan 09 Des 2019, 09:32 WIB
Olah TKP Ledakan di Monas
Anggota Labfor Mabes Polri mengumpulkan barang bukti di TKP ledakan di kawasan Monas, Jakarta, Selasa (3/12/2019). Dalam ledakan itu dua anggota TNI menjadi korban dan mengalami luka. (merdeka.com/Imam Buhori)

Jakarta - Selasa pagi, 3 Desember 2019, ledakan keras terdengar dari kawasan Monumen Nasional (Monas). Saksi mata menyebut bunyi ledakan seperti suara ban meletus.

Nahasnya, insiden tersebut memakan korban. Dua anggota TNI yang sedang melakukan aktivitas olahraga terluka. Tangan kiri Serka Fajar mengalami luka cukup parah.

Pascainsiden ledakan granat asap, pihak kepolisian meningkatkan patroli di sekitaran Monas. Bahkan akses jalan ke Istana usai terjadi ledakan di Monas, sempat ditutup.

Awalnya, ledakan di Monas diduga dari ponsel. Namun, dari hasil penyelidikan di TKP diketahui sumber ledakan berasal dari granat asap. 

Meski seorang pengamat intelijen mengatakan ledakan yang terjadi di kawasan Monas merupakan kecelakaan, tim gabungan Polri-TNI tetap menyelidiki kasus ledakan granat asap tersebut. Aparat juga masih menelusuri asal muasal granat tersebut dan bagaimana bisa ditemukan di kawasan Monas.

Mulutmu harimaumu, peribahasa ini sangat cocok dengan apa yang menimpa Ja'far Shodiq. Akibat ceramahnya, dia kini ditetapkan menjadi tersangka atas dugaan menghina Wakil Presiden Ma'ruf Amin.

Dalam video berdurasi 1:48 detik yang viral di media sosial, Ja'far mengibaratkan Wakil Presiden Ma'ruf Amin dengan hewan.

Lantas, bagaimana sikap Kiai Ma'ruf akan hal ini? Dia memaafkan dan meminta habib Ja'far Shodiq untuk tidak mengulanginya.

Berikut ulasan berita-berita metro yang paling banyak dicari pembaca Liputan6.com selama sepekan lalu:

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Ledakan di Monas

Ledakan Granat Asap di Monas
Tim gabungan Polri-TNI melakukan olah TKP ledakan granat asap di kawasan Monas, Selasa (3/12/2019). Dua anggota TNI terluka dalam peristiwa itu. (Radityo Priyasmoro/Liputan6.com)

Satu dari dua anggota TNI yang sedang berolahraga di kawasan Monumen Nasional (Monas) luka berat akibat ledakan yang diduga dari granat asap. Peristiwa yang terjadi pukul 07.15 WIB sempat mengejutkan petugas kebersihan setempat.

Serka Fajar dan Praka Gunawan langsung dilarikan ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta.

Menurut saksi yang berada di sekitar TKP, bunyi ledakan mirip seperti ban pecah. "Saya pikir itu ban mobil," kata Maryati yang sedang membersihkan jalan saat ditemui di depan Mahkamah Agung (MA), Jalan Medan Utara, Jakarta Pusat, Selasa, 3 Desember 2019.

Polisi awalnya menduga ledakan berasal dari ponsel. "Terjadi ledakan yang diduga HP," ujar salah seorang polisi.

Polisi sempat menutup akses jalan ke Istana usai terjadi ledakan di Monas. Pukul 09.30 WIB, Jalan Medan Merdeka Utara di depan Istana sudah dibuka. Demikian dengan Jalan Medan Merdeka Timur.

 Sementara itu, pengamat intelijen Wawan Purwanto menilai, ledakan yang terjadi di kawasan Monas dan melukai dua prajurit merupakan kecelakaan. Dia menyebut, granat asap merupakan salah satu alutsista yang hanya digunakan oleh aparat keamanan.

"Itu bukan aksi teror. Itu murni kecelakaan," ujar Wawan kepada Liputan6.com, Selasa.

Namun Wawan enggan berspekulasi bagaimana granat bisa ditemukan di kawasan Monas. Dia menunggu proses investigasi yang dilakukan oleh aparat gabungan dari Polri dan TNI.

Di sisi lain, Kapolda Metro Jaya Irjen Gatot Eddy Pramono mengaku belum bisa menyimpulkan apakah insiden tersebut murni kecelakaan atau ada keterlibatan terorisme. Meski begitu, dia menyatakan bahwa ledakan bersumber dari granat asap.

"Kami nanti akan melakukan penyelidikan secara mendalam terhadap peristiwa ini, khususnya kenapa ada barang tersebut (granat asap di Monas)," ujar Gatot saat konferensi pers di Monas, Jakarta, Selasa.

Kepolisian tengah mengumpulkan bukti dan membawa material serpihan diduga granat asap untuk diuji di laboratorium forensik. 

Diduga Hina Ma'ruf Amin, Ja'far Shodiq Ditangkap

Rabithah BABAD Kesultanan Banten melaporkan Ja'far Shodiq bin Sholeh Alattas atas isi ceramah yang diduga menghina Wakil Presiden Ma'ruf Amin
Rabithah BABAD Kesultanan Banten melaporkan Ja'far Shodiq bin Sholeh Alattas atas isi ceramah yang diduga menghina Wapres Ma'ruf Amin, Kamis (5/12/2019). (Liputan6.com/ Ady Anugrahadi)

Direktorat Tindak Pidana Siber Polri menjemput Ja'far Shodiq bin Sholeh Alattas di kediamannya di Cimanggis, Depok, Kamis dini hari, 5 Desember 2019. Ketua RT setempat Witutu turut menyaksikan penangkapan tersebut. 

Sebelumnya, beredar video yang memperlihatkan Habib Ja'far Shodiq bin Sholeh Alattas menghina Wakil Presiden Ma'ruf Amin saat ceramah.

Video ceramah itu diunggah di laman berbagi video oleh akun Chanel habib ja'far shodiq bin sholeh alattas.

Pada video yang diunggah pada 30 November 2019 tersebut, Ja'far mengisahkan riwayat murid Nabi Musa AS yang diubah jadi binatang lantaran menjual agama demi duniawi.

Video yang berdurasi kurang dari dua menit tersebut, Ja'far bertanya kepada para umat dan menyinggung Ma'ruf. Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengaku tidak mempermasalahkan hal tersebut. Sebab hal itu terjadi pada saat pilpres 2019. Namun, dia berpesan agar tidak diulangi kembali.

"Oleh karena itu supaya tidak diulangi lagilah yang seperti itu," kata Ma'ruf di Kantornya, Jalan Merdeka Utara, Rabu (4/12/2019).

Adalah Rabithah BABAD Kesultanan Banten melaporkan Ja'far Shodiq bin Sholeh Alattas atas isi ceramah yang diduga menghina Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Laporan dilayangkan ke Bareskrim Polri.

Menurut penasihat Hukum Rabithah BABAD Kesultanan Banten, Agus Setiawan menyebut ucapan Ja'far Shodiq bin Sholeh melukai seluruh kiai Banten.

"Rasa sakit masyarakat Banten tidak hanya dirasakan oleh kita yang ada di sini loh, semua Pak Gubernur juga sakit hatinya. Hatinya bupati wali kota kiai se-Banten dan semua sehingga kita minta kepada aparat kepolisian untuk menindak," ucap dia.

Agus membawa sejumlah bukti-bukti, di antaranya transkrip ceramah, rekaman video bersumber dari youtube dan link dari berbagai media online untuk mendukung pelapornya.

Saat Truk Brimob Nyelonong Masuk Jalur Busway

Pagar Pembatas Busway di Otista Raya
Sejumlah bambu menopang pagar pembatas jalur transjakarta di Jalan Otista Raya, Jakarta, Jumat (5/7/2019). Meskipun telah lama rusak, pagar besi berjeruji yang berfungsi sebagai pembatas agar orang tidak menyeberang secara sembarangan itu belum juga diperbaiki. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Direktur Lantas Polda Metro Jaya, Kombes Yusuf menyesalkan peristiwa dua truk brimob yang melawan arah dan masuk jalur busway. Dia tidak membenarkan kendaraan aparat masuk jalur Transjakarta, apalagi melawan arus.

"Tidak ada yang diijinkan, kecuali kondisi darurat," kata Yusuf seperti dikutip dari JawaPos.com, Jumat, 6 Desember 2019.

Sebelumnya, viral sebuah video pendek yang memperlihatkan dua truk polisi memasuki jalur Transjakarta di kawasan Salemba, Jakarta Pusat. Terdapat tulisan Korps Brimob di badan truk tersebut.

Dalam video tersebut, tampak truk itu masuk jalur busway yang berlawanan arah. Alhasil, Bus Transjakarta tujuan Pulo Gadung tak bisa lewat mengantar penumpang. Video ini pertama kali viral pada Rabu 4 Desember 2019 dan diunggah oleh akun Instagram @roda2blog.

Apakah kedua sopir mendapatkan sanksi? 

Belum lama ini, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus menjelaskan, sopir dua truk brimob yang melawan arah dan masuk busway tidak dihukum karena sudah mendapat izin.

Sebelumnya, Brimob sudah menghubungi Dishub untuk meminta izin melintasi jalur TransJakarta dan melawan arah.

"Memangkan gini, itukan lagi contraflow dan juga dikasih izin oleh pihak Dishub cuma memang keterlambatan Dishub menyampaikan," kata Yusri di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat, 6 Desember 2019.

Oleh karena itu, kata dia, tak ada yang dikenakan sanksi terkait insiden itu. "Enggak (dihukum) karena kan sudah sesuai," ujar Yusri.

Apalagi, truk Brimob terpaksa lawan arus di busway karena harus mengamankan aksi demonstrasi di KPK.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya