Miliarder Bill Ackman: Trump Kehilangan Kepercayaan Pebisnis Dunia

Ackman menilai AS sedang menuju musim dingin pada perekonomiannya akibat dari peluncuran kebijakan tarif dagang.

oleh Natasha Khairunisa Amani Diperbarui 08 Apr 2025, 11:00 WIB
Diterbitkan 08 Apr 2025, 11:00 WIB
Bill Ackman Disinyalir akan Menjadi Warren Buffett Selanjutnya
Bill Ackman. Foto: businessinsider.com.au... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Investor ternama sekaligus miliarder asal Amerika Serikat (AS), Bill Ackman menilai bahwa Presiden Donald Trump berisiko kehilangan kepercayaan para pebisnis menyusul pemberlakukan tarif impor ke negara-negara mitra dagang utama.

Mengutip CNBC International, Selasa (8/4/2025) Ackman menilai AS sedang menuju musim dingin pada perekonomiannya akibat dari peluncuran kebijakan tarif dagang oleh Presiden Trump.

"Dengan mengenakan tarif yang besar dan tidak proporsional pada teman dan musuh kita dan dengan demikian meluncurkan perang ekonomi global terhadap seluruh dunia sekaligus, kita sedang dalam proses menghancurkan kepercayaan pada negara kita sebagai mitra dagang," tulis Ackman dalam postingannya di platform media sosial X.

"Bisnis adalah permainan kepercayaan. Presiden kehilangan kepercayaan dari para pemimpin bisnis di seluruh dunia," kata Ackman.

"Konsekuensi bagi negara kita dan jutaan warga negara kita yang telah mendukung presiden — khususnya konsumen berpenghasilan rendah yang sudah berada di bawah tekanan ekonomi yang sangat besar akan sangat negatif. Ini bukan yang kita pilih," ucap manajer dana lindung nilai tersebut.

Tarif impor terbaru Trump menetapkan pungutan dasar sebesar 10% pada semua barang impor yang akan masuk AS, yang berdampak pada lebih dari 180 negara dan menghantam pasar global.

Tiongkok menghadapi tarif tertinggi, dengan pemerintahan Trump telah mengumumkan bea masuk sebesar 54% sejak Februari 2025. Beijing telah membalas dengan tarif 34% untuk semua barang yang diimpor dari AS.

Ekuitas AS mengakhiri pekan yang buruk bagi investor Jumat lalu, dengan saham S&P 500 turun 9,08%, menurut data dari FactSet, karena langkah Trump memicu kekhawatiran akan perlambatan ekonomi global.

JPMorgan pekan lalu juga menaikkan peluang resesi AS dan global menjadi 60% pada akhir tahun, naik dari 40% sebelumnya.

 

Masih Ada Jeda?

Presiden ke-47 AS Donald Trump menandatangani sejumlah perintah eksekutif setelah dilantik. (AFP)
Presiden ke-47 AS Donald Trump menandatangani sejumlah perintah eksekutif setelah dilantik. (AFP)... Selengkapnya

Ackman menyoroti Trump memiliki kesempatan jeda untuk memungkinkan adanya negosiasi dalam menyelesaikan kesepakatan tarif.

Dalam cuitan terpisah, Ackman juga mengkritik sikap Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick.

Pada hari Minggu, Lutnick mengatakan kepada CBS bahwa pemerintahan Trump akan tetap teguh dalam tarif timbal baliknya terhadap mitra dagang utama bahkan dalam menghadapi kemerosotan saham global.

Departemen Perdagangan AS tidak segera menanggapi permintaan komentar terhadap pernyataan Ackman.

Bos JPMorgan: Tarif Dagang Berisiko Perlemah Ekonomi AS

Ilustrasi perang dagang yang dilancarkan Donald Trump.
Ilustrasi perang dagang yang dilancarkan Donald Trump. (Dok. Viarami/Pixabay)... Selengkapnya

Adapun CEO JPMorgan Chase, Jamie Dimon mengingatkan bahwa serangkaian tarif impor baru yang diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump berisiko mendongkrak harga barang domestik dan impor sehingga membebani ekonomi AS yang telah melambat.

Dalam surat tahunannya kepada pemegang saham, Dimon membahas dampak dari tarif impor yang diumumkan Trump pada 2 April lalu.

"Apa pun pendapat Anda tentang alasan yang sah untuk tarif yang baru diumumkan, dan, tentu saja, ada beberapa atau efek jangka panjang, baik atau buruk, kemungkinan besar akan ada efek jangka pendek yang penting," kata Dimon, dikutip dari CNBC International, Selasa (8/4/2025).

"Kita mungkin akan melihat hasil inflasi, tidak hanya pada barang impor tetapi juga pada harga domestik, karena biaya input meningkat dan permintaan meningkat pada produk domestik," ungkapnya.

"Apakah daftar tarif menyebabkan resesi atau tidak masih menjadi pertanyaan, tetapi itu akan memperlambat pertumbuhan," lanjutnya.

Dimon menjadi CEO pertama dari bank besar Wall Street yang secara terbuka membahas kebijakan tarif Trump yang luas saat pasar global jatuh.

Meskipun bos raksasa perbankan itu sering menggunakan platformnya untuk menyoroti risiko geopolitik dan keuangan global, surat tahun ini datang pada momen pasar keuangan yang bergejolak.

Saham telah jatuh bebas sejak pengumuman tarif impor Trump, menyebabkan minggu terburuk bagi ekuitas AS sejak pandemi Covid-19 pada tahun 2020.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya