Liputan6.com, Jakarta - Kanker kolon atau kolorektal sering kali terabaikan karena pada stadium awal tidak menunjukkan gejala yang jelas.
Maka dari itu, kondisi yang juga dikenal sebagai kanker usus besar kerap disebut sebagai silent killer atau pembunuh dalam senyap.
Baca Juga
Dokter spesialis penyakit dalam dari RS Siloam MRCCC Semanggi, Randy Adiwinata, menyampaikan bahwa penting untuk mengenali gejala-gejala yang dapat menandai kanker kolorektal agar dapat ditangani dengan cepat. Beberapa gejala kanker kolon yang perlu diketahui yakni:
Advertisement
Perubahan Pola dan Konsistensi Feses
Frekuensi buang air besar (BAB) yang menjadi lebih sering atau lebih jarang dari biasanya, serta perubahan bentuk atau tekstur feses tanpa penyebab yang jelas.
BAB Berdarah
Adanya darah segar atau darah yang bercampur dengan feses, yang dapat menjadi tanda perdarahan dalam saluran pencernaan.
Perasaan BAB Tidak Tuntas
Sensasi seolah-olah usus belum sepenuhnya kosong setelah buang air besar, meskipun sudah dilakukan berkali-kali.
Anemia
Kekurangan sel darah merah yang dapat menyebabkan kelelahan, pucat, dan lemas, sering kali akibat perdarahan kronis di usus besar.
Penurunan Berat Badan Tanpa Sebab yang Jelas
Gejala kanker kolon juga dapat berupa berat badan turun secara signifikan tanpa perubahan pola makan atau aktivitas fisik yang berbeda.
Benjolan pada Perut atau Dubur
Teraba massa atau pembengkakan yang bisa menjadi tanda adanya pertumbuhan abnormal di dalam usus besar atau di sekitar area dubur.
Sumbatan Usus yang Parah
Kanker yang membesar dapat menghalangi saluran usus, menyebabkan kesulitan buang air besar dan buang angin, yang bisa berujung pada kondisi darurat medis.
Perut Membesar
Akumulasi gas atau cairan di dalam rongga perut akibat gangguan pada usus, yang bisa menjadi indikasi kanker kolon stadium lanjut.
Advertisement
Faktor Risiko Kanker Kolon
Faktor risiko kanker kolon bersifat multifaktorial dan dipengaruhi oleh berbagai aspek. Salah satu faktor utama adalah faktor genetik, yaitu riwayat keluarga dengan kanker kolon dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengidap penyakit ini.
Selain itu, usia juga berperan penting, karena kanker kolon lebih sering terjadi pada individu berusia 50 tahun ke atas.
“Gaya hidup dan kondisi kesehatan tertentu turut menjadi pemicu, seperti obesitas dan diabetes melitus yang dapat meningkatkan risiko. Keberadaan polip usus yang tidak ditangani juga berpotensi berkembang menjadi kanker,” ujar Randy dalam keterangan pers dikutip Selasa (8/4/2025).
Kemudian, kebiasaan tidak sehat, seperti merokok, kurangnya asupan serat dalam pola makan, serta tingginya konsumsi daging merah, turut berkontribusi terhadap peningkatan risiko kanker kolon.
Kondisi medis tertentu seperti penyakit radang usus kronik (Inflammatory Bowel Disease), juga dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena kanker kolon.
“Memahami berbagai faktor risiko ini sangat penting untuk pencegahan serta deteksi dini yang lebih efektif,” kata Randy.
Bagaimana Cara Mencegah Kanker Kolon?
Kanker kolon dapat dicegah dengan menerapkan pola hidup sehat. Pertama, mulailah dengan mengurangi ultra processed food (UPF) atau makanan olahan yang tinggi garam dan berpengawet.
“Kedua, kurangi konsumsi daging merah.”
Ketiga, biasakan konsumsi makanan berserat. Semua ini akan lebih efektif jika merutinkan olahraga dan berhenti merokok.
“Selain itu, tetap waspada dengan memerhatikan pola BAB dan perubahan pada konsistensi kotoran (feses),” pungkas Randy.
Advertisement
