Liputan6.com, Bandung - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi memastikan proses hukum terhadap pelaku pemotongan dana kompensasi bagi sopir angkot di Kabupaten Bogor akan tetap berlanjut, meski uang tersebut telah dikembalikan.
"Nanti biarkan Polres Bogor yang memberikan penjelasan siapa sih yang bersalah dari masalah ini. Walau pun uangnya sudah dikembalikan, tetapi ini kan bisa memberikan klarifikasi kepada publik dan tindakannya tidak boleh terulang lagi," ucap Dedi dalam video yang diunggah di akun Instagram miliknya @dedimulyadi71 pada Senin, 7 April 2025.
Baca Juga
Dedi mengatakan, pihak kepolisian telah melakukan pemeriksaan. Nantinya, dapat disimpulkan siapa pelaku yang menyunat uang sebesar Rp200.000 dari dana kompensasi tersebut.
Advertisement
"Nanti dari pemeriksaan itu akan disimpulkan siapa yang sebenarnya melakukan pemotongan, dan atau bukan pemotongan, yang meminta uang Rp200 ribu kepada setiap sopir angkot di jalur tertentu. Karena pengakuannya bukan di semuanya," sambungnya.
Sebagai informasi, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat memberikan kompensasi sebesar Rp1,5 juta untuk sopir angkot agar tidak beroperasi selama libur Lebaran 2025.
Hal itu dilakukan untuk mengurangi kemacetan yang kerap terjadi di kawasan tersebut. Meski demikian, diduga ada sopir angkot yang tetap nekat beroperasi karena uang kompensasi yang diterimanya dipotong dengan dalih sumbangan sukarela.
"Dan kemudian, kepala bidang perhubungannya sudah menyatakan pernyataan bahwa dia tidak melakukan tindakan-tindakan yang bersifat meminta atau memotong, bahkan menerima pun tidak. Bahkan dia sangat berharap untuk semuanya diproses di kepolisian agar bisa berjalan secara objektif," kata Dedi.
Uang Pengganti
Sebelumnya, Dedi mengaku akan memberikan uang pengganti bagi sopir angkot yang kompensasinya diduga dipotong Rp200.000 oleh oknum tak bertanggung jawab.
Menurut Dedi, Rp200.000 merupakan nominal yang berarti bagi sopir angkot. Dia menilai, uang tersebut bisa untuk mencukupi kehidupan keluarga para sopir angkot selama 4 hari.
"Rp200.000 itu berarti bagi mereka. Artinya, bahwa bisa untuk mencukupi kehidupan selama 4 hari, ibu-ibunya masak senilai Rp50.000 per hari," ucap Dedi.
Dedi pun mengaku akan kembali memberikan uang pengganti. "Untuk itu, sopir-sopir angkot yang dipotong jangan cemas ya, saya akan menyiapkan Rp200.000 lagi sebagai uang pengganti," tuturnya.
Di sisi lain, Dedi akan membawa oknum yang memotong uang kompensasi ke jalur hukum. Menurutnya, tidak ada alasan untuk melakukan tindakan premanisme seperti itu.
"Aspek hukum saja berjalan tidak akan bisa mengembalikan uang Rp200.000, tapi Rp200.000 dikembalikan oleh saya. Dan kemudian hukumnya tetap berjalan," tandasnya.
Penulis: Arby Salim
Advertisement
