Liputan6.com, Jakarta - Wakil Menteri Pekerjaan Umum (WamenPU) Diana Kusumastuti menyatakan bahwa penyebab banjir di Bekasi, Jawa Barat bukanlah karena tanggul yang jebol, melainkan akibat intensitas hujan yang sangat tinggi.
Hal tersebut disampaikan Diana saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, pada Selasa 4 Maret 2025. Diana menambahkan, Kementerian Pekerjaan Umum menunggu banjir surut sebelum melakukan upaya pemompaan atau penyedotan air.
Advertisement
Baca Juga
Menurut Diana, sebagai langkah penanganan darurat, Kementerian PU telah mengirimkan perahu karet dan alat penyelamatan lainnya untuk membantu evakuasi penduduk yang terdampak banjir.
Advertisement
Sementara itu, warga Kota Bekasi, Jawa Barat, masih disulitkan dengan kondisi banjir yang masih berlangsung hingga Selasa malam 4 Maret 2025. Mulai dari permukiman, jalan besar, hingga bangunan nyaris seluruhnya terendam banjir.
Kerusakan hingga kemacetan juga menjadi imbas banjir yang kabarnya menjadi yang terparah sejak 2016 itu. Kota Bekasi bahkan diklaim "lumpuh" hari ini karena sebagian besar warganya tidak bisa beraktivitas.
Meski terendam banjir, sejumlah jalan protokol di Kota Bekasi masih dilalui pengguna jalan, baik pengendara roda dua maupun roda empat. Salah satunya di Jalan Jenderal Sudirman, Bekasi Barat, yang tergenang air dengan ketinggian kurang lebih 50-100 sentimeter.
Berita lain yang terpopuler dalam sepekan terakhir dalam sub kanal Megapolitan, News Liputan6.com adalah terkait Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan peringatan dini terkait potensi hujan ekstrem di wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi).
Peringatan ini disampaikan menyusul prediksi puncak hujan yang diperkirakan terjadi antara tanggal 11 hingga 20 Maret 2025, dengan intensitas hujan yang sangat tinggi, mencapai 300 mm dalam 10 hari.
BMKG telah dan akan terus melakukan berbagai upaya mitigasi bencana, termasuk modifikasi cuaca. Lembaga pemerintah non-kementerian ini, yang berdiri sejak 1866, memiliki peran krusial dalam memberikan informasi dan peringatan dini cuaca, iklim, dan geofisika di Indonesia.
Berikut deretan berita metro yang paling banyak dicari pembaca Liputan6.com dalam sepekan terakhir:
1. Bukan Tanggul Jebol, Ternyata Ini Penyebab Banjir yang Bikin Bekasi Lumpuh
Wakil Menteri Pekerjaan Umum, Diana Kusumastuti, menyatakan bahwa penyebab banjir di Bekasi bukanlah karena tanggul yang jebol, melainkan akibat intensitas hujan yang sangat tinggi.
Hal ini disampaikan Diana saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, pada Selasa 4 Maret 2025.
"Berdasarkan pengamatan kami, tidak ada tanggul yang jebol. Namun, volume intensitas hujan memang sangat tinggi, sehingga menyebabkan sungai meluap," ungkap Diana.
Diana menambahkan bahwa saat ini Kementerian Pekerjaan Umum menunggu banjir surut sebelum melakukan upaya pemompaan atau penyedotan air.
"Jika kita memompa sekarang, airnya mau ditaruh di mana? Kita tunggu surut dulu," jelasnya.
Advertisement
2. Jalan Sudirman Banjir 1 Meter, Pemotor Memilih Dorong untuk Cegah Mogok
Warga Kota Bekasi, Jawa Barat, masih disulitkan dengan kondisi banjir yang masih berlangsung hingga Selasa malam 4 Maret 2025. Mulai dari permukiman, jalan besar, hingga bangunan nyaris seluruhnya terendam banjir.
Kerusakan hingga kemacetan juga menjadi imbas banjir yang kabarnya menjadi yang terparah sejak 2016 itu. Kota Bekasi bahkan diklaim "lumpuh" hari ini karena sebagian besar warganya tidak bisa beraktivitas.
Meski terendam banjir, sejumlah jalan protokol di Kota Bekasi masih dilalui pengguna jalan, baik pengendara roda dua maupun roda empat.
Salah satunya di Jalan Jenderal Sudirman, Bekasi Barat, yang tergenang air dengan ketinggian kurang lebih 50-100 sentimeter.
Dari video yang beredar, jalan tersebut masih dikepung banjir hingga Selasa malam. Banyak pemotor yang melintas dengan kecepatan pelan.
3. BMKG: Siaga Hadapi Hujan Ekstrem di Jabodetabek
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan peringatan dini terkait potensi hujan ekstrem di wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi).
Peringatan ini disampaikan menyusul prediksi puncak hujan yang diperkirakan terjadi antara tanggal 11 hingga 20 Maret 2025, dengan intensitas hujan yang sangat tinggi, mencapai 300 mm dalam 10 hari.
BMKG telah dan akan terus melakukan berbagai upaya mitigasi bencana, termasuk modifikasi cuaca.
Lembaga pemerintah non-kementerian ini, yang berdiri sejak 1866, memiliki peran krusial dalam memberikan informasi dan peringatan dini cuaca, iklim, dan geofisika di Indonesia.
Tugas BMKG mencakup meteorologi, klimatologi, dan geofisika, yang kesemuanya saling berkaitan dan penting untuk keselamatan dan pembangunan Indonesia.
Advertisement
