Instalasi Gabion Dipindah Sementara untuk Persiapan Acara Tahun Baru

Suzi Marsitawati mengatakan pembongkaran instalasi Batu Gabion dilakukan pada Senin (23/12/2019) malam. Hanya untuk sementara. Setelah itu akan dipasang kembali.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 24 Des 2019, 14:41 WIB
Diterbitkan 24 Des 2019, 14:41 WIB
Saat CFD, Instalasi Gabion Jadi Sasaran Warga Berfoto
Anak-anak berjalan-jalan di area taman dekat Instalasi Gabion saat CFD di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu (25/8/2019). Pengadaan Instalasi Gabion ini menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Dinas Kehutanan DKI sebesar Rp 150 juta. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Pemprov DKI Jakarta membongkar instalasi bebatuan atau Gabion di kawasan Bundaran HI Jakarta. Kepala Dinas Kehutanan Provinsi DKI Jakarta, Suzi Marsitawati mengatakan, pembongkaran itu dilakukan pada Senin (23/12/2019) malam dan pembongkaran hanya untuk sementara.

"Iya (dibongkar) sementara, semalam." kata Suzi pada Liputan6.com, Jakarta, Selasa (25/12/2019).

Suzy menjelaskan, alasan pembongkaran Gabion itu karena ada persiapan acara tahun baru. Memang, salah satu titik panggung hiburan tahun baru akan berada di Bundaran HI.

"Untuk persiapan penyelenggaraan acara tahun baru untuk warga jakarta di Bundaran HI," ujar Suzi.

Usai acara tahun baru, Dinas Kehutanan akan membangun kembali instalasi batu Gabion tersebut. "Setelah itu akan dipasang kembali," jelas Suzi.

 

Pengganti Getih Getah

Saat CFD, Instalasi Gabion Jadi Sasaran Warga Berfoto
Warga berjalan-jalan di area taman dekat Instalasi Gabion saat CFD di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu (25/8/2019). Instalasi Gabion berdiri di lokasi bekas seni anyaman bambu Getah Getih dan diletakkan bebatuan sebagai penghias. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta membuat instalasi bebatuan untuk menggantkan Getih Getah setelah kondisinya lapuk 18 Juli 2019 lalu.

Suzi pun menjelaskan makna filosofis dari instalasi tersebut. Dia mengatakan ada tiga pilar yang menggambarkan tiga elemen; tanah, air, dan udara.

"Jadi penyelarasan lingkungan di mana di bawahnya kita tanam tanaman juga," ujarnya.

Jenis tanaman yang ditanam di area instalasi itu adalah tanaman antipolutan seperti bougenvile, lolipop, dan sansevieria atau lidah mertua. Tanaman ini diharapkan bisa membantu mengurangi polusi yang kondisinya cukup buruk di Jakarta. Anggaran instalasi batu ini bernilai sekitar Rp 150 juta. Tanaman itu juga dipilih karena memiliki daya tahan tinggi terhadap kondisi cuaca Jakarta.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya