Liputan6.com, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut bahwa dari 3.768 bencana yang terjadi sepanjang 2019, sebanyak 99 persen didominasi oleh bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, puting-beliung, gelombang pasang, dan abrasi.
Hanya 1 persen atau sebanyak 37 bencana yang disebabkan oleh bencana geologi, seperti gempa, tsunami, letusan gunung api, karhutla (kebakaran lahan dan hutan), dan kekeringan.
Meski demikian, bencana geologi seperti gempa bumi menimbulkan dampak bencana yang paling besar sepanjang 2019. Demikian dipaparkan Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Agus Wibowo di Jalan Pramuka Raya, Jakarta Timur, Senin (30/12/2019).
Advertisement
Berdasarkan data BNPB, tercatat telah terjadi 30 kejadian gempa bumi yang merusak dan menyebabkan 69 orang meninggal, 1.905 luka-luka, 311.874 mengungsi, dan 21.554 unit rumah rusak.
"Adapun, total korban jiwa akibat bencana alam selama 2019 sebanyk 478 orang. Kemudian, sebanyak 109 orang hilang, 3.419 orang luka-luka, 6,1 juta orang mengungsi," ujar Agus.
Sebanyak 30 bencana gempa bumi merusak ini terjadi terhitung sejak 1 Januari-27 Desember 2019. Bahkan dalam satu bulan, dua hingga tiga gempa bumi menggetarkan wilayah Indonesia.
Selain itu Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, terdapat sejumlah wilayah di Indonesia yang mengalami peningkatan klaster gempa bumi.
"Wilayah seperti Nias, Lombok, Laut Maluku Utara, Mamberamo, Laut Banda dan Ambon, menunjukkan peningkatan signifikan klaster gempa bumi di Indonesia," kata Dwikorita di lokasi yang sama.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Jangan Terpancing Hoaks
Selain itu, Dwikorita menegaskan kepada masyarakat untuk jangan mudah terpancing informasi tentang bencana yang belum jelas kebenarannya.
"Jangan mudah terpancing hoaks, tapi jangan meremehkan, cek di aplikasi BMKG," ujar dia.
Â
(Winda Nelfira)
Advertisement