Warga Dekat Bandara Soetta Keluhkan Pemadaman Listrik 20 Jam Lebih

Ratusan kepala keluarga di Desa Rawa Burung, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang harus menerima kondisi tempat mereka gelap gulita.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 15 Jan 2020, 06:06 WIB
Diterbitkan 15 Jan 2020, 06:06 WIB
Mati listrik
Ilustrasi mati listrik. (Foto: pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Ratusan kepala keluarga di Desa Rawa Burung, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang harus menerima kondisi tempat mereka gelap gulita. Hampir 20 jam kawasan tersebut listrik mati total, akibatnya warga mengeluhkan kesulitan air bersih sampai tidak memiliki sumber daya energi untuk elektronik daruratnya.

Padahal, kawasan tersebut hanya berjarak sekitar 2 kilometer dari Bandara Internasional Soekarno Hatta. "Yang ada kelihatan cahaya dari lampu-lampu bandara saja, perumahan kami mati total," keluh Maya Aulia, salah seorang warga RT 09/05, Rawa Burung, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang, Selasa (14/1/2020).

Bahkan ada salah satu rumah yang berdekatan rumahnya, membuat api unggun di halaman rumah, untuk mendapat cahaya penerangan.

Menurut Maya, listrik mati tersebut terjadi sejak Senin, 13 Januari 2020, sekitar pukul 23.30 wib. Yang dia sayangkan pemadaman tersebut tanpa pemberitahuan terlebih dulu kepada warga.

"Warga jadi tidak bisa beraktifitas, tentu saja jadi sangat terganggu,"keluhnya.

Hal serupa juga dikeluhkan Mansur (48), warga lain yang mengaku cukup resah dengan pemadaman total ini.

"Tidak ada pemberitahuan sebelumnya, pas saya sama keluarga mau tidur, tiba-tiba mati, saya kira tadinya sebentar karena memang belakangan sering mati listrik tapi hanya sekitar setengah jam atau paling lama dua jam," ujar Mansur.

Namun, hingga pagi hari, listrik yang diharapkan sudah nyala nyatanya belum juga menyala. Listrik sempat menyala beberapa menit sebanyak dua kali di siang dan sore hari, namun selebihnya mati kembali.

Tak hanya itu, air untuk mandi, cuci, kakus yang berasal dari air tanah pun sudah habis persediaan.

"Di Kampung ini memang enggak dilayani PDAM, jadi semuanya pada pakai air tanah, saya sebenarnya pakai penampungan air, tapi karena tiba-tiba, jadi saya engga ngisi dulu pas malam, jadi pagi-pagi air habis," jelasnya.

Dia dan keluarga bahkan harus berangkat kerja tanpa mandi terlebih dahulu. Sementara untuk memenuhi kebutuhan air, dia menggunakan air yang biasa dia beli untuk dimasak.

"Ya cuma buat cuci muka, gosok gigi, dan kalau buang air saja, mandi kita irit-irit karena tetangga-tetangga juga mati, jadi mandinya ya terpaksa di pom bensin atau tempat kerja masing-masing," tuturnya.

 

Tiang Listrik Roboh

Sementara itu, Dimas staf Humas PLN UID Banten mengatakan, padamnya listrik di wilayah tersebut lantaran adanya tiang listrik yang roboh di jalur utama penyulang wilayah tersebut.

"Ada tiang roboh di jalur utamanya penyulang, saat ini sedang dalam perbaikan," jelas Dimas.

Dimas juga mengatakan, perbaikan sedang diupayakan. Petugas di lapangan masih terus melakukan perbaikan agar tidak kembali padam kemudian. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya