Liputan6.com, Jakarta - Bagi warga Tionghoa, perayaan Tahun Baru Imlek bukan hanya identik dengan warna merah. Melepaskan burung pipit juga memiliki makna mendalam. Ritual tersebut diharapkan bisa memberikan kemakmuran serta kesehatan bagi yang melakukannya.
Tak ayal, momen seperti ini membuat para pedagang burung pipit bak kejatuhan rezeki nomplok.
Rohana misalnya. Pedagang burung yang telah lama berjualan burung pipit di Wihara Dharma Bakti, Petak Sembilan, Jakarta Barat ini mengaku mendapat untung berlipat saat Imlek tiba.Â
Advertisement
"Udah 18 tahun. Ya laku 15 kandang (kalau Imlek)," ungkap Rohana di lokasi, Jumat (25/1/2020).
Dia menyebutkan, burung tersebut dijual dengan harga Rp 1.500 per ekornya. Satu kandang berisi sekitar 1.000 ekor burung.
Jadi setiap Imlek kurang lebih Rohana bisa mengantongi uang sebesar Rp 22,5 juta.
"Burungnya dapat dari Jawa Timur," jelas dia.
Bukan hanya pada momen Imlek, dia juga menjual burung di hari-hari biasa. Bahkan telah memiliki lapak di sekitar wihara.
"Kalau hari biasa paling (laku) empat kandang. Ya paling tiga atau empat ribuan," tutur dia.
Seperti halnya Rohana, pedagang bunga seperti Rhoma juga kecipratan rezeki Imlek. Rhoma yang mengaku sudah 12 tahun berjualan bunga di Wihara Dharama Bakti mengaku setiap Imlek omzetnya bertambah.
"Dapatlah tujuh jutaan," kata dia.
Sama seperti Rohana, Rhoma juga setiap hari menjajakan bunga di wihara tersebut. Dalam sehari dia mengaku mampu mengumpulkan Rp 200 ribu.Â
Untuk satu ikat bunga, dia menjualnya antara Rp 15 ribu hingga Rp 20 ribu. "Dua hari (dari kemarin) dapatlah 15 juta," ungkap Rhoma.
Rhoma mengaku bunga-bunga tersebut didapatkannya dari daerah Bandung dan dataran tinggi di Jawa Barat.Â
"Ini gampang busuk mas. Dua hari juga layu, dibuang," jelas dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Keluhan Pemburu Angpao
Sementara itu, Ros sebagai salah satu warga yang sengaja datang ke wihara tersebut guna memburu angpau mengeluhkan pendapatannya menurun.Â
Menurut perempuan yang tinggal di Citayam, Bogor, Jawa Barat itu, sampai siang ini dia dan anaknya baru mendapatkan Rp 30 ribu.
"Tahun ini sepi, bisanya banyak bos-bos pada ngasih. Kamera (tahun lalu) juga TV banyak dari SCTV, TVRI, RCTI banyak. Kalau sekarang sedikit," kata dia.Â
Ros menceritakan, tahun-tahun lalu dirinya bisa mendapatkan hingga Rp 300 ribu.
"Sekarang 100 aja belum dapet," ungkapnya.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Sarmani. Warga sekitar wihara itu mengaku tidak beda jauh mendapatkan angpau seperti Ros.
"Iya sama 30 ribuan," ujarnya.
Advertisement