Kemlu: Jika Harus Sewa Pesawat Sipil untuk Evakuasi WNI Wuhan, Anggaran Siap

Dirjen Aspasaf Kementerian Luar Negeri, Desra Percaya mengatakan, pihaknya masih rapat membahas pemantapan evakuasi WNI di Wuhan.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 30 Jan 2020, 14:13 WIB
Diterbitkan 30 Jan 2020, 14:13 WIB
wuhan
Kondisi desa-desa di Cina membangun tembok untuk mencegah terkena virus corona.

Liputan6.com, Jakarta - Dirjen Aspasaf Kementerian Luar Negeri, Desra Percaya mengatakan, pihaknya masih rapat membahas pemantapan evakuasi WNI di Wuhan. Hal itu diungkapkannya saat mewakili Menlu Retno Marsudi dalam rapat bersama Komisi I DPR RI.

Anggota Komisi I mencecar Desra terkait rencana evakuasi WNI di Wuhan.

"Kemlu masih ada rapat lintas kementerian untuk mematangkan evakuasi secara komprehensif," ujar Desra, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (30/1/2020).

Menurut dia, hingga hari ini, tidak masalah jika nantinya pemerintah memutuskan memulangkan WNI menggunakan pesawat sipil. Dia mengatakan, Kemlu telah menyiapkan dana untuk menyewa pesawat sipil sebagai opsi pemulangan WNI.

"Kami siapkan charter flight dari sipil flight. Dari Kemlu bisa menjamin bahwa anggaran enggak ada masalah," kata Desra.

Dia memastikan, Kemlu menjamin pemenuhan kebutuhan WNI di Wuhan. Salah satunya dengan mentransfer sejumlah uang.

"Perlindungan dan pemenuhan kebutuhan di Wuhan prioritas bagi penduduk Indonesia dan negara harus hadir. Mungkin mengikuti bagaimana dubes bijak kontak ke semua, transfer uang dan semua dilakukan terus,” ucap Desra.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Kendala

Mahasiswa Indonesia di Wuhan pergi berbelanja kebutuhan pokok hari ini. (Dokumentasi KBRI Beijing)
Mahasiswa Indonesia di Wuhan pergi berbelanja kebutuhan pokok hari ini. (Dokumentasi KBRI Beijing)

Desra mengakui, rencana evakuasi WNI menemui beberapa kendala, antara lain jarak pintu keluar dan rencana karantina.

"Evakuasi susah perhitungkan, susah buat contingency plan (rencana cadangan). Memang kendala teknisnya ada. Provinsi Hubei, pergerakan dari exit city ke Wuhan memerlukan perjalanan darat panjang," kata Desra.

"Juga (WNI) kalau sudah masuk ke Indonesia enggak bisa langsung berbaur, harus dikarantina. Contoh Aussie, dikarantina di Christmast Island dan itu memerlukan 2x14 hari. 28 hari," ia menandaskan.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya