Cegah Banjir dan Longsor, Wali Kota Semarang: Tanam Pohon di Halaman!

Hal itu sekaligus jadi komitmen warga untuk menjadikan kota Semarang semakin sehat dan sejuk.

oleh stella maris pada 12 Feb 2020, 07:25 WIB
Diperbarui 12 Feb 2020, 07:25 WIB
Pemkot Semarang
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi yang akrab disapa Hendi, usai mengikuti kegiatan jalan sehat di Kelurahan Gondoriyo, Selasa (11/2).

 

Liputan6.com, Jakarta Semarang harus tetap memperhatikan lingkungan dengan tujuan yaitu mencegah banjir dan tanah longsor. Demikian ditegaskan oleh Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi yang akrab disapa Hendi, usai mengikuti kegiatan jalan sehat di Kelurahan Gondoriyo, Selasa (11/2).

Menurut Hendi, Kelurahan Gondoriyo berfungsi sebagai daerah resapan air. Oleh karena itu, harus dijaga dengan tetap mempertahankan pepohonan hijau.

"Gondoriyo ini termasuk kawasan Kota Semarang atas, udaranya segar, sebagai daerah resapan harus dijaga dan jangan sampai pembangunannya dilakukan secara membabi buta," pesan Hendi.

Hendi menjelaskan jika wilayah Semarang bawah akan terdampak banjir jika pohon-pohon di kawasan Semarang atas habis karena banyak ditebang. Hal itu dikarenakan air sudah tidak bisa terserap di daerah Semarang atas.

Hendi pun menyampaikan apresiasinya karena di Perumahan Beringin Forest Park yang menjadi lokasi jalan sehat masih banyak dijumpai pepohonan besar, termasuk pohon durian yang menarik perhatiannya.

"Alhamdulillah tidak hanya rumah tetapi masih banyak pohon. Apalagi ada pohon durian besar ini," ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Hendi juga berpesan kepada warga masyarakat untuk banyak menanam pohon dalam menghadapi musim penghujan. "Tanam pohon di rumah sampai halaman. Ini menjadi komitmen kita untuk menjadikan kota Semarang semakin sehat dan sejuk," ajak Hendi.

Dalam kesempatan kegiatan jalan sehat tersebut, Hendi ingin memastikan program-program Pemerintah Kota Semarang tersosialisasikan dengan baik kepada masyarakat. Pihaknya menjelaskan terkait program UHC yang mengcover kesehatan masyarakat. Mulai melahirkan, imunisasi, berobat asal dilakukan di Puskesmas atau Rumah Sakit Kelas III maka tidak membayar lagi alias gratis.

Masalah pendidikan juga sudah ditanggung Pemerintah, sehingga masyarakat bebas biaya sekolah mulai TK, SD, SMP Negeri. Bahkan tahun ini, secara bertahap Pemerintah Kota Semarang menggratiskan 41 sekolah swasta, dan tahun depan 100 sekolah swasta.

"Ini agar disampaikan kepada warga yang lain, agar tidak ada lagi keluhan tidak bisa sekolah karena tidak ada biaya," jelasnya. 

 

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya