Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Kabupaten Banyuwangi mulai membagikan kupon makan gratis untuk para pekerja informal terdampak penyebaran virus corona (Covid-19). Mereka adalah pekerja informal yang mengandalkan pendapatan harian, dan kini pemasukannya turun lantaran banyak warga mengurangi aktivitas luar rumah.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, warung-warung rakyat dilibatkan agar memberi dampak perputaran ekonomi bagi pelaku usaha mikro. Warung rakyat yang pendapatannya juga ikut turun tetap terjaga dengan order dari Pemkab Banyuwangi ini. Adapun pekerja informal tetap terpenuhi kebutuhan makannya.
Baca Juga
Tingkatkan Kompetensi Tenaga Kerja Indonesia, Menaker Lepas 750 Peserta Pemagangan ke Jepang
Tinjau Pasar Prawirotaman, Mendag Budi Optimis Harga Bapok Stabil dan Pasokan Terjaga Jelang Nataru
Sikap Tegas Mendag Budi Santoso, Segel Mesin Pompa SPBU di Sleman yang Rugikan Masyarakat Rp1,4 Miliar per Tahun
”Sehingga ini sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui. Warung rakyat tetap hidup, penyerapan tenaga kerjanya terjaga, bisnis bumbu-bumbu di pasar terserap. Di sisi lain, ini bisa membantu pekerja informal yang pendapatan hariannya berkurang di masa sulit saat ini,” ujar Anas, Jumat (3/4).
Advertisement
Anas memaparkan, pembagian kupon ditentukan lokasi dan waktu pengambilan, serta makanan wajib dibawa pulang, sehingga penyaluran program ini memperhatikan kewajiban physical distancing. Adapun warung-warung rakyat dipantau higienitasnya. Menunya memenuhi konsumsi gizi seimbang, seperti memadukan karbohidrat (nasi), vitamin (sayur-sayuran), dan protein (daging, telur, kacang-kacangan).
Anas menjelaskan, pembagian kupon makan gratis dengan melibatkan warung rakyat pada hari ini masih dalam tahap uji coba. Sebanyak 1.500 kupon dibagikan dengan melibatkan sejumlah warung rakyat, di antaranya Warung Mbok Ijah, Warung Ijo, Warung Nyit-Nyit, dan sebagainya.
”Kami evaluasi lagi, nanti kekurangannya diperbaiki sebelum diperluas ke kawasan Banyuwangi lainnya. Kami ingin ada lebih dari 500 warung rakyat dilibatkan untuk menjangkau ribuan pekerja informal. Jadi nanti pekerja informal sasaran dapat makan tiap hari di warung. Kuponnya mingguan atau bulanan, detil dana dan mekanisme sedang dibahas,” ujar Anas.
Anas menambahkan, pembagian kupon itu adalah salah satu wujud jaring pengaman sosial bagi pekerja informal terdampak. ”Tentu tidak semua kupon makanan. Jaring pengaman yang lain mayoritas berbentuk sembako,” ujarnya.
Saat ini, ada empat skema jaring pengaman sosial warga kelompok terbawah di Banyuwangi dengan gotong royong banyak pihak. Pertama, dari APBD yang besarannya masih difinalkan bersama DPRD.
Kedua, berbasis sekolah. Sekolah menyalurkan bantuan warga terdampak di sekitarnya, seperti pengemudi becak yang biasa antar-jemput siswa dan PKL ultramikro yang mangkal depan sekolah. Terdapat 600 sekolah dilibatkan di mana per sekolah membantu 20 warga terdampak, sehingga total menyasar 12.000 warga.
Ketiga, berbasis lembaga amil zakat dan gotong royong dunia usaha. Keempat, gotong royong berbasis kecamatan dan desa untuk bantu kebutuhan keluarga Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP), sehingga mereka optimal dan tenang dalam menjalankan isolasi tanpa harus memikirkan kebutuhan dasar.
”Semuanya sedang dikonsolidasikan, nanti terdata nama per nama, dengan perkiraan target 110-150 ribu warga terdampak,” ujarnya.
(*)