Kemenkes: Tim Medis Meninggal Disebabkan APD yang Tidak Standar

Oleh karena itu, diwajibkan bagi tenaga kesehatan, tenaga medis dan paramedis untuk menggunakan Alat Pelindung Diri yang tepat dan sesuai standar.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Apr 2020, 13:32 WIB
Diterbitkan 17 Apr 2020, 13:32 WIB
FOTO: Melihat Alat Pendukung Perawatan Pasien di RS Darurat COVID-19
Petugas memeriksa alat pendukung perawatan pasien virus corona COVID-19 di Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Minggu (22/3/2020). RS Darurat Penanganan COVID-19 dilengkapi dengan ruang isolasi, laboratorium, radiologi, dan ICU. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Virus corona telah menelan banyak korban, termasuk tim medis yang menangani pasien covid-19. Banyak dokter maupun perawat yang meninggal dunia, dan juga terpapar virus yang berbahaya ini.

Menurut Sekretaris Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes Arianti Anaya, banyak kasus kematian tim medis akibat tertular virus corona ini. Faktor kematiannya disinyalir berasal dari berbagai macam faktor salah satunya penggunaan APD yang tidak tepat atau bahkan tidak sesuai standar.

"Salah satu faktor dimungkinkan disebabkan oleh penggunaan APD yang tidak tepat, dan tidak memenuhi standar sebagai alat pelindung diri. Di mana kita harus melindungi diri terhadap Virus Corona yang sangat infeksius ini," kata Anaya di Gedung BNPB, Jakarta Timur, Jumat (17/4/2020).

Oleh karena itu, diwajibkan bagi tenaga kesehatan, tenaga medis dan paramedis untuk menggunakan Alat Pelindung Diri yang tepat dan sesuai standar dalam menangani pasien Covid-19 untuk mencegah penularan.APD tersebut, kata dia, seharusnya dirancang sebagai penghalang virus ini.

"APD adalah alat pelindung diri yang dirancang untuk menjadi penghalang terhadap penetrasi zat, partikel bebas, cair atau udara, dan melindungi penggunanya terhadap penyebaran infeksi. Penggunaan APD yang baik menjadi penghalang terhadap infeksi yang di hasilkan oleh virus dan bakteri terhadap tenaga kesehatan," pungkasnya.

 

 

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Dokter Meninggal

Sebelumnya kabar duka kembali menerpa tenaga medis Indonesia di tengah pandemi virus corona atau Covid-19. Dua orang dokter meninggal dunia diduga karena terpapar Covid-19.

Keduanya atas nama dr Wahyu Hidayat spesialis Telinga Hidung Tenggorok (THT) dan drg Anna Herlin Ratnasari.

"Innalilahi wa Innailaihi Rojiun, telah berpulang ke Rahmatullah pada tanggal 5 April 2020 pukul 02.50 di RSUD Pasar Minggu drg Anna Herlina Ratnasari," kata Humas Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Halik Malik kepada Liputan6.com, Minggu (5/4/2020).

Sementara dr Wahyu Hidayat, lanjut Halik, meninggal pada pagi ini pukul 06.13 WIB.

"Semoga diampuni dosanya dan diterima arwahnya di sisi Allah SWT. Dan keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran dan keikhlasan. Aamiin," harap Halik.

Halik menyebut, keduanya merupakan pasien dalam pemantauan atau PDP virus corona Covid-19.

Halik dan para sejawat dokter menduga, bahwa keduanya terinfeksi virus corona dari pasien.

"Sejawat menduga demikian (terinfeksi dari pasien), hasil swab yang kelamaan hasilnya harus dicari solusinya, PCR kit yang lebih cepat bisa digunakan sebagai alternatif konfirmasi Covid positif," pungkasnya. 

Reporter: Ronald Chaniago

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya