Jubir: Kita Harus Berkomitmen untuk Tidak Buat Kerumunan

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto mengajak masyarakat untuk membuat komitmen kolektif agar tidak membuat kerumunan.

oleh Yopi Makdori diperbarui 14 Mei 2020, 17:28 WIB
Diterbitkan 14 Mei 2020, 17:28 WIB
Achmad Yurianto
Juru Bicara Pemerintah Untuk Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto pada konferensi pers update Corona di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (29/4/2020). (Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Liputan6.com, Jakarta - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto mengajak masyarakat untuk membuat komitmen kolektif agar tidak membuat kerumunan.

"Kita tidak lagi berpikir untuk menghindari kerumunan, tapi kita berpikir untuk tidak membuat kerumunan. Inilah yang disebut dengan kesadaran kolektif," kata Yurianto dalam keterangan pers, Kamis (14/5/2020).

Yuri melanjutkan, kalau pun kita memiliki kepentingan dalam suatu tempat secara kolektif. Maka sejak awal kita mesti tentukan jarak supaya terhindar dari kontak fisik paling tidak lebih dari satu meter.

Selain itu, kata Yuri komitmen juga mesti ditekankan agar perilaku hidup bersih terus digalakkan. Seperti mencuci tangan dengan sabun, dan menggunakan masker.

"Inilah yang dimaksud dengan tekad bersama untuk secara kolektif melaksanakan PSBB," tegasnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Kurangi Kegiatan Tak Perlu

Kemudian secara kolektif, kata Yuri masyarakat juga mesti mengurangi kegiatan yang tidak perlu. Jika dalam kondisi terpaksa saja kita bisa untuk keluar rumah.

"Tidak perlu kemudian kita untuk diawasi agar tidak keluar rumah. Tetapi kesadaran diri sendiri untuk tidak keluar rumah," ucapnya.

Sektor yang dikecualikan untuk tutup selama PSBB, kata Yuri akan dijalankan secara hati-hati. Serta dijalankan dengan memperhatikan protokol kesehatan.

"Yang menyangkut menjaga jarak, menyangkut menggunakan masker, kemudian tidak terlalu lama berada di tempat yang padat serta mencuci tangan. Tapi kita juga mulai berpikir siapa kelompok yang tidak rentan yang bisa menjalankan kegiatan itu," kata Yuri.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya