Kisah Anak Tukang Bubur Ayam Keliling Berhasil Jadi Taruna Akmil

Sugeng Saroso, ayah Imron mengaku, awalnya dirinya merasa kecil hati bahwa anak ketiganya itu bisa lolos menjadi Taruna Akmil.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Mei 2020, 05:25 WIB
Diterbitkan 23 Mei 2020, 05:25 WIB
tni-ilustrasi--130604c.jpg
Ilustrasi TNI

Liputan6.com, Jakarta Menjadi seorang TNI adalah salah satu cita-cita yang digantungkan banyak anak di negeri ini di saat mereka besar nanti. Tak terkecuali bagi anak seorang penjual bubur ayam keliling di Kecamatan Kalimanah, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. 

Berkat usaha dan sederet prestasi yang diraih semasa sekolah, Imron Ichwani mampu membuktikan bahwa kerja keras tidak akan mengkhianati hasil. Dia lolos seleksi Calon Prajurit Taruna (Capratar) Akademi Militer (Akmil) atau Taruna Akmil tahun 2018.

Sugeng Saroso, ayah Imron mengaku, awalnya ia merasa kecil hati bahwa anak ketiganya dari enam bersaudara itu bisa lolos menjadi Taruna Akmil.

Rasa bahagia meluap, tatkala dirinya dihubungi Imron pada 28 Juli dan mengatakan telah diterima sebagai Taruna Akademi Militer.

Imron dan Keluarga tinggal di rumah mungil di Jalan Cempaka RT 03/06 Desa Selabaya, Kecamatan Kalimanah, Kabupaten Purbalingga.

Sang ayah merupakan penjual bubur ayam keliling dengan pendapatan setiap harinya sekitar Rp 50 ribu. Dia menjajakan dengan sepeda motor sejak pukul 5.00 WIB hingga malam hari. 

"Saya cuma dagang bubur ayam keliling, berangkat jam 05.00 sampai jam 09.00 pagi. Rute jualan saya dari Dusun Karangpetir, Grecol, Karangmanyar sampai ke Asrama Batalyon 406/Ck di Bojong dan balik lagi ke rumah," Sugeng menuturkan.

Meski dari keluarga yang terhitung pas-pasan, Imron meyakini, siapa pun dengan status sosial apa pun bisa diterima menjadi taruna Akmil.

Untuk menggapai cita-citanya sebagai taruna, Imron sempat tinggal bersama neneknya di Purwokerto. Di mata para gurunya, dia dikenal sebagai siswa berpretasi dan tekun belajar. 

"Saya lihat walaupun Imron ini dari keluarga yang bapaknya menjual bubur, namun komitmennya menjadi orang sukses, menjadi orang berguna bagi keluarga dan nusa bangsa itu amat tinggi. Saya melihat belajarnya tekun, selalu peringkat di kelasnya, aktif di organisasi bahkan diterima juga di Universitas UGM, Fakultas Ekonomi. Namun, niat awal memang ingin ke tentara taruna, makanya dia memilih jalur itu," ungkap Kepsek SMAN 1 Purwokerto Muhammad Hasan dalam chanel YouTube TNI AD. 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Nasihat Orangtua Menguatkan

Capratar Akmil asal Purbalingga, anak seorang tukang bubur keliling, Imron Ichwani saat bertemu dengan Panglima TNI. ( Foto: Liputan6.com/Dinkominfo PBG/Muhamad Ridlo).
Capratar Akmil asal Purbalingga, anak seorang tukang bubur keliling, Imron Ichwani saat bertemu dengan Panglima TNI. ( Foto: Liputan6.com/Dinkominfo PBG/Muhamad Ridlo).

Untuk mewujudkan cita-citanya menjadi Taruna Akmil, Imron awalnya mencari informasi di internet.

"Pada awalnya saya mencari info di internet. Bagaimana pendaftaran Taruna Akmil ini. Apa saja mata tes yang diujikan untuk masuk menjadi taruna Akmil. Dari soal-soal di internet, saya jadikan bahan untuk berlatih agar bisa masuk menjadi taruna Akmil," ungkap Imron.

Setelah resmi menjadi taruna, anak ketiga dari pasangan Sugeng Saroso dan Sri Retno Setyaningsih mengaku awalnya dirinya merasa minder. Namun saat pesimistis, nasihat kedua orangtuanya selalu menguatkannya selama mengenyam pendidikan di militer.

"Karena saya hanya anak seorang tukang bubur. Apa saya bisa gitu loh. Tapi saya diberi pesan oleh orangtua, kamu enggak usah lihat siapa lawanmu, tapi bikin lawanmu itu lihat siapa kamu," ucap Imron menirukan.

"Dari situ saya ingin berjuang keras dan membuktikan bahwa saya juga bisa walau hanya anak seorang tukang bubur. Dengan seizin Tuhan Yang Maha Esa, Alhamdulilah saya bisa menunjukkan sebagai seorang taruna," ucapnya. 

  

Reporter: Kurnia Azizah

Sumber: Merdeka 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya