Achmad Yurianto: Bedakan Tes Masif dan Massal

Masif menurut Yuri adalah tes yang dilakukan berdasar hasil tracing, sementara tes massal dilakukan kepada siapa saja.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 20 Jun 2020, 13:25 WIB
Diterbitkan 20 Jun 2020, 13:25 WIB
Achmad Yurianto
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 di Indonesia, Achmad Yurianto saat konferensi pers Corona di Graha BNPB, Jakarta, Selasa (26/5/2020). (Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Liputan6.com, Jakarta - Juru Bicara Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan, Indonesia sudah melakukan tes Covid-19 sesuai protokol. Ia menyebut tes yang dilakukan adalah tes masif, bukan tes massal.

Hal itu disampaikan Yuri dalam konferensi pers terkait jumlah Covid-19 dari Graha BNPB, Jakarta pada Sabtu siang.

"Arahan Presiden kita harus melakukan pengetesan secara masif, ini yang harus kita bedakan, masif dengan massal," kata Yuri, Sabtu (20/6/2020).

Masif menurut Yuri adalah tes yang dilakukan berdasar hasil tracing, sementara tes massal dilakukan kepada siapa saja.

"Masif artinya harus ada contact tracing, jadi semua kasus yang dicurigai kontak dekat dengan yang sudah dipastikan (positif Covid-19) harus dilakukan tes untuk mencari dan mengisolasi agar tidak menjadi sumber penularan di komunitasnya," jelas dia.

"Kalau massal kan siapa pun yang datang dites," tambah Yuri.

Selain itu, saat ini kata Yuri, meski telah dilakukan tracing dan akan dilakukan tes, masih ada warga yang enggan melakukan tes karena merasa tidak sakit.

Padahal, 70 persen kasus positif Covid-19 adalah mereka yang memiliki keluhan atau gejala minimum.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Menganggap Tidak Sakit

"Hampir 70 persen kasus positif keluhannya minimal. Masyarakat kita anggap itu tidak sakit, ya cuma batuk tapi ringan, merka mengatakan itu tidak sakit, oke oke saja," ucapnya.

Hal itu yang harus dijelaskan pada masyarakat bahwa bisa saja gejala minimun namun positif corona.

"Ini yang harus (dijelaskan) pada masyarakat," dia menandaskan.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya