Moeldoko: Penanganan Pandemi Corona Tidak Sesuai Harapan Jokowi

Menurut Moeldoko, Jokowi ingin para menterinya bekerja lebih keras dalam situasi krisis akibat pandemi virus corona.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 29 Jun 2020, 19:14 WIB
Diterbitkan 29 Jun 2020, 19:14 WIB
Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengunjungi Pasar Tradisional Kecamatan Rogojampi Kabupaten Banyuwangi, Kamis (25/6/2020)
Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengunjungi Pasar Tradisional Kecamatan Rogojampi Kabupaten Banyuwangi, Kamis (25/6/2020). (Biro Pers Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengungkapkan kemarahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi kepada para menterinya dikarenakan penanganan virus corona (Covid-19) belum sesuai dengan harapannya.

Jokowi meluapkan emosinya saat sidang kabinet paripurna pada Kamis, 18 Juni 2020.

"Presiden beberapa kali katakan ini dan masih ada beberapa di lapangan yang tidak sesuai dengan harapan beliau, maka penekanaan saat ini lebih keras dari sebelumnya," kata Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (29/6/2020).

Menurut dia, Jokowi ingin para menterinya bekerja lebih keras dalam situasi krisis akibat pandemi virus corona. Moeldoko mengatakan Jokowi khawatir para menterinya masih bersikap normal di situasi krisis. Sehingga, dia memberi perringatan.

"Presiden khawatir para pembantunya ada yang merasa saat ini situasi normal. Untuk itu diingatkan, ini peringatan kesekian kali. Peringatannya adalah ini situasi krisis yang perlu ditangani secara luar biasa," jelasnya.

Moeldoko menuturkan Jokowi ingin masalah kesehatan, sosial, dan ekonomi menjadi prioritas dalam penanganan corona di tanah air. Namun, nyatanya masih ada sejumlah sektor yang masih lemah, khususnya bidang kesehatan.

Hal ini lantaran penyerapan anggaran di Kementerian Kesehatan baru 1,53 persen dari total Rp 75 triliun yang dianggarkan Kementerian Keuangan. Kemudian, masalah pendataan insentif tenaga medis dan regulasi yang terlalu lama.

"Hal-hal seperti ini akan jadi penghambat menteri bekerja. Tapi sekali lagi persoalannya bagaimana cara-cara baru untuk siasati perlu dilakukan," tutur Moeldoko.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Singgung Reshuffle

Jokowi Pimpin Rapat Terbatas
Presiden Joko Widodo atau Jokowi memimpin rapat terbatas (ratas) di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (30/10/2019). Rapat terbatas perdana dengan jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju itu mengangkat topik Penyampaian Program dan Kegiatan di Bidang Perekonomian. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Presiden Jokowi mengancam akan melakukan reshuffle atau perombakan kabinet di tengah pandemi virus corona (Covid-19). Nada bicara Jokowi berulang kali meninggi saat berpidato.

Dia tampak marah karena melihat menterinya yang masih bekerja biasa-biasa saja di tengah situasi krisis akibat pandemi virus corona.

Masih dengan nada tinggi, Jokowi menyatakan akan mengambil langkah tegas bagi menterinya masih bekerja biasa-biasa saja di masa pandemi corona. Misalnya, melakukan reshuffle kabinet atau membubarkan lembaga.

"Langkah-langkah extraordinary ini betul-betul harus kita lakukan. Saya membuka yang namanya entah langkah politik, entah langkah-langkah kepemerintahan. Akan saya buka. Langkah apapun yang extra ordinary akan saya lakukan. Untuk 267 juta rakyat kita. Untuk negara," tegas Jokowi dalam video yang diunggah Sekretariat Presiden, Minggu (28/6/2020).

"Bisa saja membubarkan lembaga. Bisa saja reshuffle. Udah kepikiran ke mana-mana saya," sambung Jokowi. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya