Liputan6.com, Jakarta Adanya klaster baru Covid-19 yang menginfeksi sejumlah ASN, ditindaklanjuti Pemkot Bekasi dengan membuat Surat Edaran Nomor 800/4653/BKKPD/PKA terkait pengendalian pelaksanaan jam kerja aparatur dalam Adaptasi Tatanan Baru (ATB).
Dalam hal ini Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi alias Pepen menugaskan kepada seluruh perangkat daerah untuk membagi tugas kepada para aparaturnya. Sebanyak 60 persen aparatur di setiap dinas tetap bertugas di kantor. Dan 40 persen sisanya melaksanakan pembinaan penanganan Covid-19, zero criminal, dan ketahanan pangan di masing-masing wilayah.
Baca Juga
Sementara bagi pegawai yang sedang hamil, memiliki riwayat penyakit menahun, dan yang kondisi kesehatannya sedang dalam status pengawasan dapat bekerja di rumah. Aparatur yang bersangkutan tetap harus melaporkan kegiatan kedinasan di rumah, kepada Sekretaris Daerah setiap hari Jumat.
Advertisement
Setiap harinya petugas BPBD Kota Bekasi juga melakukan sterilisasi sebelum jam masuk kantor dimulai. Setiap ruang kantor disemprot dengan disinfektan, sementara di luar area lingkungan Pemkot disemprot menggunakan mobil damkar.
Pepen juga meminta media untuk tidak memuat berita simpang siur mengenai makam Covid-19 di TPU Padurenan yang sempat dikabarkan sudah penuh. Menurutnya, di tengah situasi pandemi saat ini, masyarakat jangan lagi dipengaruhi dengan berita-berita hoax yang menambah keresahan.
"TPU padurenan baru 30 sampai 40 persen terisi. Yang mengabarkan penuh hanya menginformasikan tidak benar, karena dari tanggal 26 Mei 2020 belum ada kasus positif yang meninggal," kata Pepen di hadapan awak media, Jumat (24/7/2020).
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Serius Tangani Covid-19
Ia juga menegaskan, Pemkot bersikap serius dalam menangani setiap kasus baru Covid-19, seperti yang dilakukan terhadap keluarga ASN yang terpapar. Sebagian ada yang menjalani perawatan di RS dr Chasbullah, dan sebagian lainnya menjalani isolasi mandiri.
"Alat dan standarnya memenuhi, sarana prasarananya juga ada, dan masih tersedia hampir 117 bed di RSUD. Terus kita tracking sehingga tahu penyebarannya sampai mana," jelasnya.
Advertisement