Istana: Tidak Ada Reshuffle Kabinet, Menteri Fokus Atasi Covid-19

Sebelumnya, Ketua Indonesia Police Watch (IPW) mengatakan, setidaknya ada 11 hingga 18 menteri yang bakal diganti dalam reshuffle kabinet.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 21 Agu 2020, 18:14 WIB
Diterbitkan 21 Agu 2020, 18:09 WIB
Jokowi
Presiden Jokowi fokus 3T testing, tracing, dan treatment dengan prioritas khusus 8 provinsi yaitu Jatim, DKI Jakarta, Jabar, Sulsel, Jateng, Sumut, dan Papua, (serta Kalsel) saat memimpin rapat terbatas COVID-19 di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (13/7/2020). (Dok Kementerian Sekretariat Negara)

Liputan6.com, Jakarta - Juru Bicara Presiden, Fadjroel Rachman menegaskan bahwa Presiden Joko Widododo atau Jokowi tidak akan melakukan reshuffle atau perombakan kabinet dalam waktu dekat. Dia mengatakan Presiden masih meminta para menterinya fokus menangani dampak pandemi Covid-19.

"Tidak ada reshuffle. Semua menteri fokus dan bekerja keras menghadapi Covid-19 serta pemulihan dan transformasi ekonomi nasional," kata Fadjroel kepada wartawan, Jumat (21/8/2020).

Sebelumnya, Ketua Indonesia Police Watch (IPW) mengatakan, setidaknya ada 11 hingga 18 menteri yang bakal diganti dalam reshuffle kabinet. IPW mengaku mendapat informasi tersebut dari berbagai sumber

Adapun IPW menyebut ada 11 menteri Jokowi yang akan di-reshuffle dan paling banyak 18. Mereka antara lain, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Koperasi Teten Masduki, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, Menteri Pemuda dan Olahraga Zainuddin Amali, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, Menteri Pariwiwata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama.

Kemudian, Menteri Perdagangan Agus Supramanto, Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziyah, Menteri Sosial Juliari Batubara, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Agama Fachrur Rozie, dan Kepala Bulog Budi Waseso.

Jatah Menteri PDIP

"PDIP disebut sebut akan mendapat tambahan jatah menteri. Bersamaan dengan itu Panglima TNI yang baru akan dilengkapi dengan jabatan Wakil Panglima TNI," ujar Neta dalam keterangan persnya, Jumat.

Menurut dia, reshuffle dilakukan lantaran Jokowi kecewa dengan anak-anak milenial yang dimasukkannya dalam kabinet. Neta mengatakan reshuffle ini sekaligus akan mengevaluasi kinerja mereka.

"Sehingga diharapkan setelah Desember 2020 hingga ke depan, kinerja pemerintah Jokowi jauh lebih baik lagi dalam menata perekonomian maupun keamanan bangsa Indonesia," je

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya