Sudah Istighfar tapi Masih Gelisah, Perbaiki Ini Agar Hati Tenang Kata Ustadz Abdul Somad

UAS menjelaskan bahwa dzikir bukan hanya ucapan di lisan, melainkan perenungan yang mendalam di hati. Dzikir yang sejati membawa seseorang menyadari kehadiran Allah di setiap langkah hidupnya

oleh Liputan6.com Diperbarui 07 Apr 2025, 07:30 WIB
Diterbitkan 07 Apr 2025, 07:30 WIB
Ustaz Abdul Somad atau karib disapa UAS (https://www.instagram.com/p/CV5K-BnvdgE/))
Ustadz Abdul Somad atau karib disapa UAS (https://www.instagram.com/p/CV5K-BnvdgE/))... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Kegelisahan hati seringkali datang tanpa alasan yang jelas. Meskipun seseorang telah berusaha mendekatkan diri kepada Allah, tetap saja rasa tidak tenang menyelimuti. Hal inilah yang menjadi pertanyaan seorang jamaah kepada dai Ustadz Abdul Somad (UAS) dalam sebuah ceramah yang dikutip dari kanal YouTube @MyInspiration-call.

Dalam video tersebut, seorang jamaah bertanya dengan tulus, “Pak Ustadz, saya mau tanya. Kenapa hati saya selalu gelisah? Padahal saya sudah perbanyak istighfar.” Pertanyaan itu pun dijawab dengan penuh kebijaksanaan oleh UAS.

Menurut UAS, memperbanyak istighfar adalah langkah yang tepat, namun ada satu hal penting yang harus dipahami: ketenangan hati tidak datang dari materi, tapi dari kedekatan dengan Allah SWT.

“Dengan banyak berdzikir, mengingat Allah, maka hati akan menjadi tenang,” ujar UAS, mengutip ayat terkenal dalam Al-Qur'an, “Alaa bidzikrillaahi tathmainnul quluub.” Artinya: “Hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenang.”

Ia menjelaskan bahwa dzikir bukan hanya ucapan di lisan, melainkan perenungan yang mendalam di hati. Dzikir yang sejati membawa seseorang menyadari kehadiran Allah di setiap langkah hidupnya sehingga hati tenang.

UAS juga menyampaikan doa Rasulullah SAW yang sering beliau baca, “Yaa Muqallibal quluub, tsabbit qalbi 'ala diinika.” Wahai Engkau yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu.

Menurut UAS, doa tersebut menunjukkan bahwa hati manusia memang rentan berubah. Bahkan Nabi pun memohon kepada Allah agar hatinya tetap dalam hidayah dan ketenangan.

Lalu apakah materi bisa memberi ketenangan hati? UAS menjawab dengan tegas, “Tidak. Materi hanya bisa menenangkan materi.”

 

Simak Video Pilihan Ini:

Hati Bisa Ditenangkan dengan Ini

dzikir
ilustrasi dzikir. (Antara)... Selengkapnya

Ia mencontohkan bahwa yang bisa menenangkan lambung hanyalah makanan, nasi, uduk, ayam penyet, ayam pop. Semua itu menenangkan organ fisik, bukan ruhani.

“Tapi yang non-materi, seperti hati, hanya bisa ditenangkan dengan agama,” kata UAS. Artinya, ketenangan sejati tidak akan pernah bisa dibeli atau dicari dari dunia, melainkan dari hubungan dengan Allah.

Hati adalah tempat paling rahasia dalam diri manusia. Tak terlihat, tak tersentuh, namun sangat menentukan kebahagiaan seseorang. Oleh karena itu, perawatannya pun harus melalui jalan yang tak kasat mata: iman dan ibadah.

UAS juga menyebut bahwa seringkali kita sudah berzikir dan beristighfar, tetapi belum menyelami makna di baliknya. Lisan kita mengucap, tapi hati belum benar-benar hadir.

Ia mengingatkan bahwa istighfar bukan hanya lafaz permintaan ampun, tetapi juga pengakuan akan kelemahan diri. Semakin dalam istighfar, semakin rendah hati kita di hadapan Allah.

UAS menyarankan agar istighfar dibarengi dengan perenungan dan muhasabah. Apa yang mungkin masih menjadi penghalang antara kita dan Allah? Apakah ada hak orang lain yang belum ditunaikan?

Menurutnya, bisa jadi kegelisahan datang bukan karena kurang istighfar, tapi karena masih ada beban spiritual yang belum dibereskan. Misalnya, dosa-dosa sosial atau ketidakikhlasan dalam menjalani hidup.

Hal Ini Juga Bisa Menjadi Penenang

ilustrasi sholat dhuha. ©2020 Merdeka.com
ilustrasi berdoa usai sholat. ©2020 Merdeka.com... Selengkapnya

Ia juga menekankan pentingnya sholat yang khusyuk sebagai pelengkap dzikir dan istighfar. Karena dalam sholat, seorang hamba sedang berdialog langsung dengan Allah SWT.

“Ketika sholat, kita bukan hanya membaca doa, tapi kita sedang menyampaikan isi hati kepada Allah,” jelasnya. Inilah sebabnya kenapa sholat bisa menjadi penenang jiwa yang luar biasa.

UAS juga mengajak umat Islam untuk memperkuat hubungan dengan Al-Qur'an. Membaca, memahami, dan mengamalkan ayat-ayatnya akan membuat hati menjadi lebih kuat dan tidak mudah goyah.

Sebagai penutup, UAS mengingatkan bahwa kegelisahan adalah ujian dan tanda bahwa hati kita masih hidup. Yang terpenting adalah terus kembali kepada Allah, seberapa pun beratnya kondisi batin.

“Selama engkau masih mau duduk di sajadah, menengadahkan tangan, menyebut nama Allah, maka engkau belum kalah. Karena kemenangan sejati adalah ketika hati tetap terhubung kepada Tuhan," ucapnya.

Ceramah tersebut menjadi pengingat bahwa jalan menuju ketenangan bukanlah jalan pintas, tetapi perjalanan panjang menuju kedalaman iman. Dan hanya Allah lah sebaik-baik tempat kembali.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya