Digitalisasi UMKM jadi Solusi Bertahan Selama Pandemi

Dengan adanya pembatasan sebagaimana protokol cegah Covid-19, maka digitalisasi menjadi salah satu solusi bagi pelaku UMKM dalam menjalankan bisnisnya.

oleh Reza pada 17 Sep 2020, 13:49 WIB
Diperbarui 17 Sep 2020, 13:46 WIB
Telkom
Dengan adanya pembatasan sebagaimana protokol cegah Covid-19, maka digitalisasi menjadi salah satu solusi bagi pelaku UMKM dalam menjalankan bisnisnya.

Liputan6.com, Jakarta Pandemi membuat semua sektor kena dampaknya. Apalagi bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Tak jarang dari mereka harus rela gulung tikar karena pandemi yang kunjung usai. Tetapi adanya pandemi membuat sebagian UMKM terdorong untuk bertahan dengan berbagai cara.

Salah satunya adalah pemanfaatan teknologi digital. Dengan adanya pembatasan sebagaimana protokol cegah Covid-19, maka digitalisasi menjadi salah satu solusi bagi pelaku UMKM dalam menjalankan bisnisnya.

Kini, digitalisasi UMKM bukan hanya di perkotaan, namun juga merambah hingga pelosok. Salah satu contohnya adalah Saung Kopi Bah Dusyie yang berlokasi di kaki Gunung Ciwidey, tepatnya di Desa Gambung, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Sebuah Saung Kopi yang menawarkan konsep alam, di mana pengunjung dapat menikmati kopi dalam suasana hutan. 

“Di sini pengunjung dapat menikmati kopi sambil melihat-lihat pembenihan kopi hingga proses penjemuran biji kopi,” tutur Abah Dusyie saat menerima kunjungan Direktur Enterprise & Business Telkom Edi Witjara yang turut didampingi Executive Vice President Divisi Business Service Telkom Syaifudin dan Executive Vice President Telkom Regional III Area Jawa Barat M. Khamdan di lokasi Saung Kopi Bah Dusyie beberapa waktu yang lalu.

Abah Dusyie sebagai pihak pengelola lahan seluas 2 hektar atas kerjasama dengan pihak Perhutani, menjalankan bisnis kopi mulai dari proses pembenihan, penanaman, hingga penjemuran. Di sini pengunjung bisa merasakan proses panjang lahirnya kopi yang siap minum khas Gambung Gunung Ciwidey.

Untuk menunjang bisnisnya, Abah Dusyie bergabung dalam sebuah komunitas pencinta kopi Ruang Diskusi (Rudis) Kabupaten Bandung serta menggandeng Rumah BUMN Soreang. Komunitas ini aktif membantu dalam memecahkan berbagai kendala dalam bisnis anggotanya. Termasuk dalam hal pemanfaatan teknologi digital.

“Beberapa rekan kami di komunitas Rudis sudah memanfaatkan kasir online Bonum dan sosial media dalam menjalankan bisnisnya. Termasuk kami di sini, meski di tepi hutan juga pasti memanfaatkan kasir online untuk membantu pembukuan," ungkap Abah Dusyie yang meyakini bahwa digitalisasi sangat membantu bisnisnya mulai dari geo-tagging maps untuk memudahkan penikmat kopi dari luar kota menuju lokasi, promosi melalui sosial media hingga pengelolaan keuangan.

Ke depannya, Saung Kopi akan dikembangkan menjadi edukasi kopi. Pengunjung dapat menikmati jogging track disela-sela tanaman kopi dan berakhir dengan menikmati kopi di bawah rindangnya pohon damar.

"Bah Dusyie ini adalah salah satu bukti bahwa digitalisasi itu keniscayaan. Bisnis apapun dan di manapun tidak akan terlepas dari pemanfaatan teknologi digital. Bagi Telkom, ini sebagai bukti bahwa kita selalu hadir memberi solusi digital termasuk untuk pelaku UMKM di pelosok sekalipun. Intinya, UMKM bersama Telkom #GakNyerah #AyoBerubah," pungkas Edi Witjara usai penanaman bibit kopi yang diberi nama "Kopi Kebaikan".

 

(*)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya