BRG dan Chevron Perkenalkan Metode Pembukaan Lahan Tanpa Bakar

Basis pengembangan Sekolah Lapang Pengelolaan Lahan Tanpa Bakar adalah kearifan lokal dari desa-desa di sekitar wilayah restorasi gambut.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Okt 2020, 20:46 WIB
Diterbitkan 23 Okt 2020, 20:39 WIB
BRG dan Chevron Perkenalkan Metode Pembukaan Lahan Tanpa Bakar
BRG dan Chevron Perkenalkan Metode Pembukaan Lahan Tanpa Bakar

Liputan6.com, Jakarta - Badan Restorasi Gambut (BRG) dan PT Chevron Pacific Indonesia menggelar Sekolah Lapang Pengelolaan Lahan Tanpa Bakar di Desa Sintong Pusaka, Kecamatan Tanah Putih, Kabupaten Rokan Hilir, Riau. Kegiatan ini diikuti 20 orang dari 10 desa di sekitar area gambut yang tersebar di Kabupaten Rokan Hilir dan Kabupaten Siak (23/10/2020)

Menurut Kelompok Kerja Edukasi dan Sosialisasi BRG, Suwignya Utama dalam sambutannya, Sekolah Lapang Pengelolaan Lahan Tanpa Bakar dilatarbelakangi oleh maraknya kebakaran di lahan gambut. kegiatan ini diharapkan dapat menjadi solusi bagi masyarakat dalam mengolah lahannya.

"Kami berikan untuk menjawab permasalahan petani. Petani masih sangat tergantung pada lahan sebagai sumber penghasilan. Adanya larangan membakar mempersulit mereka. Untuk itu, petani gambut dilatih mengelola lahan dengan pertanian alami yang ramah lingkungan dan menggunakan pupuk alami," ucap dia.

Suwignya juga mengatakan, basis pengembangan Sekolah Lapang Pengelolaan Lahan Tanpa Bakar adalah kearifan lokal dari desa-desa di sekitar wilayah restorasi gambut. Kegiatan ini merupakan bagian dari Desa Peduli Gambut (DPG). Saat ini, totalnya ada 624 DPG yang dibangun oleh BRG dan mitra restorasi.

Bagi Sukamto Thamrin, GM Corporate Asset PT Chevron Pacific Indonesia, kegiatan ini merupakan perwujudan dari  nilai yang dianut Chevron, yaitu melindungi manusia dan lingkungan. Sukamto berharap kegiatan pelatihan ini bisa menjadi percontohan bagi masyarakat lain untuk mengelola lahan tanpa membakarnya.

"Semoga kegiatan Mengelola lahan tanpa membakar berdampak positif dan masyarakat lain bisa menduplikasinya," ucap dia.

Harapan serupa digaungkan oleh Manajer Senior Hubungan Kelembagaan Bisnis SKK Migas, Safei Syafri, kegiatan ini perlu dicontoh oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) lainnya. Terutama dalam menyusun pola sinergi antara pemerintah daerah dan pihak terkait lainnya.

"Ini bagian dari sejumlah besar inisiatif dalam membangun keberlanjutan sektor hulu migas, menyediakan transparansi dan akuntabilitas petani lahan gambut, dan meningkatkan ekonomi masyarakat, serta lingkungan hidup yang baik," ucap Safei.

Apresiasi juga diberikan oleh Kepala Dinas KLH dan Kehutanan Provinsi Riau, Makmun Murod “Kegiatan ini baik sekali. Semoga pelatihan ini dapat menjadi awal koordinasi dan diskusi dalam program restorasi gambut ,” kata Makmun

Pelatihan yang diadakan selama empat hari ini akan membekali peserta tentang pentingnya menjaga gambut dan teknik pengelolaan yang ramah lingkungan. Tidak hanya itu, peserta juga akan langsung praktik mengelola lahan dan menanam bibit di areal demonstrasi plot (demplot) menggunakan alat pertanian yang diberikan. Bantuan peralatan tersebut berupa mesin pencacah multifungsi, pompa air, dan alat tebas, serta cangkul.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya